VIVAnews - Koalisi yang dibentuk Partai Demokrat dalam pemerintahan terancam hancur.
Hanya dua partai koalisi, PAN dan PKB, yang setia mendampingi Demokrat dalam rapat paripurna DPR yang memutuskan nasib kasus Bank Century. Sementara tiga lainnya, Golkar, PKS, lalu PPP berbeda pendapat.
Ditanya soal nasib koalisi, Ketua DPR RI sekaligus politisi Demokrat, Marzuki Alie tak bisa memberi keputusan.
"Soal koalisi saya serahkan pada Pak SBY [Susilo Bambang Yudhoyono]. Saya cuma kader, namun sebagai kader saya prihatin," kata dia usai memimpin rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis 4 Maret 2010 dini hari.
Marzuki mengaku kecewa karena koalisi tak seiring dan seirama. "Memang ada perbedaan tapi [seharusnya] bisa diselesaikan," kata dia.
Marzuki Alie juga tak menjawab tentang dugaan reshuffle kabinet yang tak terhindarkan.
"Soal reshuffle, kita serahkan ke SBY," ujar Marzuki.
Sebelumnya, anggota Dewan Penasihat Partai Demokrat, Haryono Isman mengatakan soal nasib koalisi, akan diserahkan pada DPP Partai Demokrat. "Lalu diserahkan pada Ketua Dewan Pembina Pusat, Pak SBY," tambah dia.
Namun, dia berhadap partai yang berseberangan bersikap kesatria. "Alangkah kesatria jika mereka sebaiknya menarik diri dari koalisi dan menteri di kabinet," kata dia usai mengikuti sidang paripurna Dewan di Gedung Dewan, Senayan, Jakarta, Kamis 4 Maret 2010 dini hari.
Tadi malam, Demokrat dua kali kalah voting. Pertama, dalam voting yang menentukan alternatif penyelesaian kasus Century. Demokrat gagal memperjuangkan opsi AC, opsi ketiga yang merupakan gabungan opsi A dan C. Skor akhir voting pertama, 294 lawan 246 orang.
Selanjutnya, Demokrat juga gagal memperjuangkan opsi A. Skor akhir 212 lawan 325 untuk opsi C.
Wacana perceraian koalisi sudah mengemuka saat proses di Pansus, apalagi ketika pandangan akhir fraksi dibacakan Selasa 23 Februari 2010 malam, dua partai koalisi Demokrat, PKS dan Golkar mengeluarkan pandangan keras.
PKS menilai ada dugaan pelanggaran dari merger sampai pemberian dana talangan (bailout) kepada Bank Century. PKS terang-terangan menyebut nama pihak-pihak yang diduga bertanggung jawab, termasuk Boediono dan Sri Mulyani.
Demikian halnya dengan Golkar. Meski awalnya terkesan 'malu-malu' menyebut nama, Golkar di akhir paparannya menjelaskan arti inisial -- 'BO' adalah Boediono dan 'SMI adalah Sri Mulyani. Sementara PPP, menyebut ada dugaan pelanggaran, tapi minus penyebutan nama.
Sementara, Presiden SBY memilih tak berkomentar soal dinamika pansus Century, sebelum ada putusan DPR
VIVA.co.id
24 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Harga emas internasional maupun produk Antam melemah pada perdagangan Rabu, 24 April 2024. Itu terjadi karena kekhawatiran akan eskalasi konflik Timur Tengah kian mereda.
Selain tudingan Houthi ke Arab Saudi dan kekuatan tiga negara itu, ada pula berita soal ucapan terima kasih dari Gibran buat Anies dan Ganjar jadi terpopuler News VIVA.
4 Sosok Jenderal Bintang 4 Kelahiran Tanah Sunda, Pernah Jadi KSAD dan Panglima TNI
Nasional
24 Apr 2024
Keempat prajurit TNI yang berasal dari wilayah Sunda telah meniti karir cemerlang dalam dunia militer. Prestasi mereka sangat moncer dengan pangkat jenderal bintang empat
TikToker Galih Loss ditangkap polisi buntut kontennya yang diduga menistakan agama.
Prabowo Subianto menyampaikan pidatonya setelah ditetapkan sebagai Presiden RI terpilin 2024-2029.
Selengkapnya
Partner
Nathan Tjoe-A-On dipastikan kembali ke Timnas Indonesia untuk pertandingan babak perempat final Piala Asia U-23 melawan Korea Selatan pada Kamis (25/04) atau Jumat (25/4)
Thales, seorang filsuf Yunani kuno yang hidup sekitar abad ke-6 SM, dikenal karena pemikirannya yang mendalam tentang alam semesta dan kontribusinya dalam bidang matemati
Ketua Partai Gerindra Gresik Jadi Pendaftar Pertama Calon Bupati di Partai Demokrat
Jatim
21 menit lalu
Politik uang harus menjadi musuh bersama agar fokus utama lebih diberikan pada kerja-kerja keras untuk membangun sentra-sentra pertumbuhan ekonomi serta pemberdayaan.
Inilah Alasan Mengapa Socrates Lebih Memilih Diadili Pengadilan Athena daripada Melarikan Diri
Wisata
21 menit lalu
Socrates, salah satu tokoh filsafat paling terkenal dalam sejarah, dihadapkan pada pilihan sulit ketika diadili di pengadilan Athena pada abad ke-5 SM. Meskipun memiliki
Selengkapnya
Isu Terkini