Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

"Apapun Partainya, Tak Makan Beras Ya Lapar"

VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berterima kasih dengan kerukunan warga Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Yudhoyono melihat kabupaten yang berkembang berkat transmigrasi dari pulau Jawa ini menggambarkan kerukunan bangsa Indonesia.

Dalam sambutannya saat hendak memulai panen padi di Bukit Mindawa, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Sabtu, 13 Desember 2008, itu, Yudhoyono mengucapkan terima kasih. Yudhoyono berharap panen padi yang ditanam dengan metoda tanam padi sabatang itu membawa berkah.

"Saya berterimakasih atas kerukunan yang saudara tunjukkan karena demikianlah kehidupan yang hendak kita bangun. Apapun sukunya, agamanya, asal-usulnya, bahkan partai politiknya harus hidup rukun dan damai. Apapun asal-usul dan partai politiknya, kalau tidak makan beras sehari, ya pasti lapar," kata Yudhoyono seperti dilansir situs www.presidensby.info.

Lalu Yudhoyono memukul gendang khas Minang yang bernama tassa, sebagai tanda dimulainya panen. Yudhoyono lalu menandatangani prasasti peresmian proyek Bendung Batang Hari, Kabupaten Dharmasraya, serta Sistem Penyediaan Air Minum.

Dharmasraya merupakan lokasi transmigrasi terbesar dan paling berhasil di Sumatera Barat. Kabupaten yang 52 persen warganya hidup dari sektor pertanian ini hidup berdampingan tiga etnis yakni Minang, Sunda dan Jawa. Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi menyampaikan, ketiga suku itu hidup damai berdampingan sejak 30 tahun lalu.

Jalani Rangkaian Pernikahan, Mahalini Raharja Minta Izin Keluarga untuk Hidup Bareng Rizky Febian
Rizky Febian dan Mahalini dalam upacara adat Mepamit

Mengenal Mepamit, Tradisi Pamitan dalam Prosesi Adat Bali yang Dilakukan Mahalini dan Rizky Febian

Kata mepamit diambil dari bahasa Bali yang berarti 'pamit' atau 'berpamitan', hal itu dimuat dalam buku Upacara Pawiwahan Agama Hindu yang ditulis oleh Luh Sukma Ningsih.

img_title
VIVA.co.id
5 Mei 2024