Alasan JK Tak Setuju Pindahkan Ibukota

Gubernur Papua Barat Abraham Atururi & Wapres Jusuf Kalla
Sumber :
  • Antara/ Saptono

VIVAnews - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla tak setuju Ibukota Indonesia dipindahkan dari Jakarta. Menurut Jusuf Kalla yang berlatar belakang profesi pengusaha itu, memindahkan Ibukota itu mahal.

"Tentu tidak mudah memindahkan Ibukota," kata Jusuf Kalla. "Tunjukkan pada saya kasus. Kasus seperti Canberra, Washington, itu dulu. Yang berpindah formal itu hanya Kuala Lumpur, tapi hanya berdekatan saja sebenarnya," kata Kalla ditemui di Hotel Le Meridien, Jakarta, Jumat 30 Juli 2010.

Menurut Jusuf Kalla, memindahkan ratusan ribu pegawai dan puluhan kantor tak mudah. "Berapa pegawai harus bikin rumah," katanya.

Masalah Jakarta saat ini, kata JK, hanyalah masalah kemacetan. Masalah kemacetan sebenarnya masalah infrastruktur. "Itu sebenarnya dulu bisa selesai. Tetapi pemerintah daerah, DPR, terlalu banyak berpikiran yang tidak sesuai. Waktu monorel mau dibikin dan macam-macam, dibilang tidak boleh. Saya bilang jamin saja, jalankan," kata Jusuf Kalla.

Masalah angkutan massal seperti busway, Jusuf Kalla melihat jumlah armada belum memadai. Busway yang mengambil 25 persen ruas jalan, seharusnya bisa menggantikan 100 persen pengguna jalan. "Itu artinya dengan menambah 20 kali lipat jumlah bus, itu bisa mengurangi kemacetan," katanya. Maknanya, setiap menit ada satu bus Trans-Jakarta melintas.

"Kalau tiap menit ada, berapa orang yang bisa berhenti naik sepeda motor?" kata Jusuf Kalla. Jadi, solusi kemacetan di Jakarta, kata Jusuf Kalla, sederhana saja. "Tambah bus Transjakarta, selesaikan monorel." Lebih bagus lagi, ada mass rapid transit (MRT).

Apalagi, kata Jusuf Kalla, beban Jakarta sebagai pusat pemerintahan tidak sebesar di masa Orde Baru. Di era Otonomi Daerah sekarang, banyak peranan departemen terpangkas.

"Dulu itu mengurus seluruh indonesia, sekarang kan departemen tidak mengurus. Ada gubernur yang mengurus daerah masing-masing, ada dinas di sana. Dinas itu tidak melapor langsung lagi ke departemen. Jadi departemen ini kan tidak perlu sebesar itu," kata Jusuf Kalla.

Jadi, tidak perlu pindah Ibukota? "Tidak perlu," kata Jusuf Kalla. "Tetap di Jakarta saja."

Pendapat Jusuf Kalla ini senada dengan pernyataan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi yang mengusulkan cukup pembenahan Jakarta. Namun di parlemen, politisi dari beberapa fraksi justru gencar menyuarakan perlunya pindah ibukota.

Pemred tvOnenews.com, Jurnalis Pertama Indonesia Peraih Six Star World Marathon
Ilustrasi depresi

Memahami Depresi: Mengenali Tanda-Tandanya dan Cara Mencari Bantuan

Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan rasa sedih berkepanjangan dan kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasanya kita gemari.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024