"Yang Punya Demokrat Tak Rela Anas Jadi Ketua Umum"

Anas Urbaningrum Mundur Dari Ketua Umum Partai Demokrat
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews -
MK Kirim Surat ke Pihak Anies dan Ganjar untuk Hadiri Sidang Putusan Sengketa Pilpres 2024
Tridianto, ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Cilacap, Jawa Tengah, yang baru saja mundur, memahami apa yang dikatakan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam konferensi pers kemarin. Anas menyatakan bahwa dia adalah bayi yang tidak diinginkan.

Aurel Hermansyah dan Keluarga Terjebak di Bandara Dubai Berjam-jam, Bisa Pulang ke Indonesia?

"Yang punya Demokrat tidak rela Anas ketua umum," kata Tridianto sebelum memasuki rumah Anas di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu 24 Februari 2013.
10 Negara Bagian Amerika Serikat dengan Standar Hidup Terburuk, Berjuang Melawan Kemiskinan


Tridianto menuturkan, dalam kongres 2010, Partai Demokrat terpecah dalam faksi-faksi politik. Dia menyebutkan, ada tiga faksi, yaitu faksi Anas Urbaningrum, faksi Andi Mallarangeng, dan faksi Marzuki Alie.


"Ini faksi-faksi, saya melihat tidak bisa bersatu, kemudian ditambah faksi luar partai yang ingin menghancurkan Partai Demokrat," ujarnya.


Tridianto menegaskan, dalam kongres, "yang punya Demokrat" ternyata tidak mau menerima Anas maju dalam pencalonan ketua umum dan justru mendukung satu faksi lainnya. Namun, dia menolak mengatakan, siapa yang dimaksudkan itu.


"Di situ sudah jelas waktu kongres, dari 3 calon itu yang didukung oleh 'yang punya Demokrat' itu siapa. Jenengan tahu siapa 'yang punya Demokrat'," ucapnya.


Siap bela Anas dengan nyawa
Tridianto menyatakan kesetiaannya kepada Anas. Dia berjanji akan mendampingi Anas dalam menghadapi kasus hukumnya. "Saya akan berjuang membela Mas Anas dalam mencari keadilan di negeri ini," kata Tridianto.


Menurut Tridianto, apa yang dialami mantan anggota KPU itu adalah penzaliman yang sudah direncanakan dan dibungkus dengan hukum. Oleh karena itu, dia berharap masyarakat berkomitmen menyelamatkan Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai lembaga yang independen.


"Pimpinan KPK sudah tidak independen dan sudah bermain politik. Dan sangat memaksakan Anas menjadi tersangka," cetusnya.


Usai mundur dari Demokrat, Tridianto tidak akan pindah ke partai politik lain. Saat ini, dia melanjutkan, hanya fokus membantu Anas. "Saya sudah mewakafkan nyawa saya membantu Mas Anas demi mencari keadilan di negeri Indonesia yang saya cintai ini," tuturnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya