LSI Network: Elektabilitas Aburizal-Jokowi Tertinggi untuk Pemilu 2014

Aburizal Bakrie Temui Pedagang Pasar Senen
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyimpulkan bahwa jika Aburizal Bakrie dan Joko Widodo alias Jokowi menjadi pasangan capres dan cawapres di Pemilu tahun 2014, mereka diprediksi bakal mendapat dukungan tertinggi.
Ibunda Salshabilla Adriani Bantah Soal Rumor Perselingkuhan Anaknya dengan Rizky Nazar

Aburizal dan Jokowi, menurut survei LSI yang dilakukan pada 1-8 Maret 2013, memperoleh dukungan sebesar 36,0 persen. Sedangkan untuk pasangan lainnya: Megawati Soekarnoputri - Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa, masing-masing mendapat dukungan 22,9 persen dan 10,1 persen.
Bukan Jakarta, Ini Kota Pertama yang Mulai Jadikan Suzuki Carry Sebagai Mobil Angkot

Menurut peneliti LSI, Adjie Alfaraby, pasangan Aburizal - Jokowi memperoleh dukungan tertinggi karena hanya mereka yang merupakan 'wajah baru'. Sedangkan pasangan lainnya, kecuali Hatta Rajasa, merupakan alumni Pemilu Presiden tahun 2009.
Media Asing yang Semula Remehkan Timnas Indonesia Kini Memuji: Kemenangan Paling Dramatis

"Pasangan yang lebih fresh (nama baru yang muncul sebagai kandidat capres dan cawapres) mengalahkan pasangan alumni pemilu sebelumnya," kata Adjie, dalam pemaparan hasil surveinya di kantor LSI, Jakarta, Minggu, 17 Maret 2013.

Formasi pasangan capres - cawapres tersebut, kata Adjie, merupakan prediksi koalisi partai politik di Pemilu tahun 2014. Jika pada Pemilu nanti perolehan suara Golkar sama dengan hasil survei LSI bulan ini, yaitu 22,2 persen, besar peluang bagi Golkar untuk mengusung capres sendiri. Kini, Golkar sudah menetapkan Aburizal, sang Ketua Umum, sebagai capres.

Dengan perolehan suara 22,2 persen, Golkar diperkirakan memperoleh lebih dari 120 kursi di Parlemen. Dengan syarat hanya 112 kursi (20 persen kursi DPR yang totalnya 560), Golkar bisa mengajukan capres dan cawapres sendiri tanpa berkoalisi.

"Walau pun berkoalisi, namun posisi tawar Golkar lebih kuat seperti Partai Demokrat pada Pemilu Presiden tahun 2009. Artinya, Golkar juga akan lebih leluasa untuk memilih cawapres mendampingi Aburizal Bakrie," terang Adjie.

Golkar dan Aburizal diperkirakan akan mengikuti jejak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Partai Demokrat pada Pemilu tahun 2009, yaitu memilih cawapres dari kalangan non partai, dengan pertimbangan mengisi kekurangan capresnya sekaligus menghidari konflik kepentingan yang besar.

"Dari berita media massa berdasarkan pernyataan beberapa tokoh internal Golkar, misalnya Akbar Tandjung dan Bambang Soesatyo, ada dua nama nonpartai yang dipertimbangkan Golkar, yaitu Jokowi dan Mahfud MD."

"Jika dua nama tersebut bersedia, tentunya Golkar dan Aburizal akan lebih memilih Jokowi dibanding Mahfud MD. Jokowi dipilih karena popularitas dan mengisi perimbangan kekuatan pemilih berdasar etnis Jawa-non-Jawa," ujar Adjie.

Survei itu dilakukan di 33 provinsi di Indonesia dengan melibatkan 1.200 responden. Dengan metode multistage random sampling, estimasi kesalahan sampling (margin of error) survei itu 2,9 persen. (sj)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya