Sumber :
- ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang
VIVAnews - Fraksi Partai Hanura secara tegas menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi beserta kompensasinya. Sebab, hal ini dapat menimbulkan inflasi dan merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Hal ini ditegaskan anggota badan anggaran (Banggar) fraksi Hanura, Nurdin Tampubolon, dalam rapat kerja Banggar dengan Menteri Keuangan, Menteri PPN-Kepala Bappenas, dan Gubernur Bank Indonesia di Gedung DPR, kemarin.
Hanura berpendapat bahwa terjadinya krisis keuangan ini disebabkan, karena kurang tepatnya pemerintah mengelola keuangan negara. "Bukan karena kenaikan harga minyak dunia," kata Nurdin.
Baca Juga :
Iran Berhasil Tangkis Serangan Israel
Menurut Nurdin, pertimbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen masih bisa dilakukan tanpa kenaikan harga BBM. Caranya, dengan kerja keras dan didukung pengelolaan anggaran yang tepat. "Khususnya belanja modal," ujar dia.
Selain itu, untuk terus meningkatkan ekonomi nasional, Hanura menyarankan agar pemerintah memperdayakan rakyat miskin dengan ekonomi kreatif, bukan dengan cara memberi bantuan langsung tunai.
"Anggaran itu (bantuan lansung sementara masyarakat/BLSM) digunakan untuk program infrastruktur dan padat karya. Hal ini, bisa membuka lapangan pekerjaan, sekaligus membuat pertumbuhan ekonomi," ujar Nurdin. (adi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Selain itu, untuk terus meningkatkan ekonomi nasional, Hanura menyarankan agar pemerintah memperdayakan rakyat miskin dengan ekonomi kreatif, bukan dengan cara memberi bantuan langsung tunai.