Sumber :
- Antara/ Rosa Panggabean
VIVAnews -
Meski Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) belum menetapkan calon presidennya, namun beredar enam nama calon wakil presiden yang akan mendampingi Joko Widodo di Pemilihan Presiden 2014.
Keenam nama itu adalah Pramono Anung, Puan Maharani, dan Prananda Priabowo dari internal partai. Sementara dari eksternal ada Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo, dan mantan Ketua MK Mahfud MD.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Keenam nama itu adalah Pramono Anung, Puan Maharani, dan Prananda Priabowo dari internal partai. Sementara dari eksternal ada Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo, dan mantan Ketua MK Mahfud MD.
Politisi senior PDI P, Hendrawan Supratikno tidak membantah peredaran keenam nama itu. "Itu kan baru wacana, keputusan ada di tangan ketua umum (Megawati Soekarnoputri)," kata dia, hari ini.
Menurutnya, nama-nama itu muncul di ajang Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP pada awal September lalu. "Banyak DPC dan DPD menyampaikan pandangan dan masukan," kata dia.
Berbeda dengan Hendrawan, politisi PDIP lainnya, Eva Kusuma Sundari mengaku tak ada nama cawapres yang beredar di Rakernas itu. Namun, dia mengakui nama Jokowi sempat diminta menjadi capres oleh DPD dan DPC. "Itu jebakan batman, supaya pecah konsentrasi kami dan tidak dapat 20 persen," kata Eva.
Kemarin, dalam Rakernas PDIP, Eva mengatakan, Megawati sudah meluruskan kepada semua kadernya untuk tidak ada lagi pandangan-pandangan pribadi mengenai pencapresan. Selain itu, Eva juga meminta agar Jokowi taat pada garis yang sudah ditetapkan partai. Yaitu, berkonsentrasi pada Pileg 2014.
Dalam kondisi politik yang kian memanas menjelang 2014, banyak upaya-upaya yang ingin menjatuhkan Jokowi. "Sudah mulai jadi
common enemy.
Mulai dari hal-hal kecil yang tidak ada hubungannya sama dia," ujar dia. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Politisi senior PDI P, Hendrawan Supratikno tidak membantah peredaran keenam nama itu. "Itu kan baru wacana, keputusan ada di tangan ketua umum (Megawati Soekarnoputri)," kata dia, hari ini.
