Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews
- Ketua Umum Harian Partai Demokrat, Syarief Hasan, menilai penolakan anggota Komisi III DPR RI terhadap pencalonan Ruhut Sitompul sebagai Ketua Komisi Hukum itu tidak adil. Sebab, menurutnya ketua komisi-ketua komisi lainnya di DPR tidak dipertanyakan dalam proses pelantikannya.
"Ruhut dipertahankan Karena memang mekanismenya begitu. Kalau mau adil, ditanya juga kenapa Komisi I si ini, Komisi II si itu, Komisi IV si anu. Semuanya, jangan Komisi III saja," ujar Syarief di kantor presiden, Selasa 1 Oktober 2013.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Kubu Prabowo Sindir Megawati Tak Tepat Jadi Amicus Curiae di Sidang MK: Dia Pihak Berperkara
"Ruhut dipertahankan Karena memang mekanismenya begitu. Kalau mau adil, ditanya juga kenapa Komisi I si ini, Komisi II si itu, Komisi IV si anu. Semuanya, jangan Komisi III saja," ujar Syarief di kantor presiden, Selasa 1 Oktober 2013.
Syarief membantah anggapan bahwa Partai Demokrat tak memiliki kader lain selain Ruhut yang mampu memimpin Komisi III DPR untuk menggantikan Gde Pasek Suardika.
Kendati ada banyak kader berkualitas lainnya, menurut Syarief, pemilihan Ruhut sebagai Ketua Komisi III DPR RI adalah hak Fraksi Demokrat sepenuhnya.
Mengenai motif dibalik penolakan Ruhut, Syarief mengaku tak mengetahuinya. Hingga saat ini, ia pun belum mendapat laporan perkembangan terbaru apakah pengajuan Ruhut sebagai Ketua Komisi III akan diganti atau tidak.
"Kami juga tunggu kabar dari fraksi," kata Syraief.
Drama penolakan terhadap Ruhut Sitompul untuk menjadi Ketua Komisi III DPR pada Selasa 24 September 2013, baru pertama kali terjadi dalam sejarah DPR RI.
Orang yang ditunjuk dan ditugaskan fraksi untuk menjadi pimpinan komisi, belum pernah ditolak secara massif oleh anggota komisi seperti ini. Bahkan, belum juga dilantik jadi ketua komisi, Ruhut sudah diminta mundur oleh anggota Komisi III. (adi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Syarief membantah anggapan bahwa Partai Demokrat tak memiliki kader lain selain Ruhut yang mampu memimpin Komisi III DPR untuk menggantikan Gde Pasek Suardika.
