Ini Kriteria Calon Presiden 2014 Pilihan Publik

Simulasi Pemilu
Sumber :
  • http://media.viva.co.id
VIVAnews
Istana Tegaskan Jokowi Tidak Ada Agenda Kunjungan Kerja ke Surabaya
- Lembaga survei Pol-Tracking Institute, telah melakukan poling calon presiden yang dirilis hari ini. Hasilnya, lagi-lagi Gubernur DKI Joko Widodo yang merajai survei ini dengan merebut suara 37,46 persen. Jauh meninggalkan capres lainnya.

Strategi Perumnas Gandeng Telkomsel Sasar Pasar Hunian bagi Milenial dan Gen-Z

Tapi, bukan itu saja, kabar menggembirakan lainnya, adalah minat masyarakat untuk ikut Pemilu 2014 sangat tinggi.
Ajang JDM Funday Mandalika 2024 Bukan Sekadar Balapan Mobil Jepang


Dari hasil survei yang dilakukan sepanjang 13 September 2013-11 Oktober 2013, terlihat 84 persen masyarakat Indonesia bersedia ikut mencoblos Pilpres 2014. Sementara, golput hanya 11 persen dan yang menjawab tidak tahu 5 persen.


Dari 84 persen yang mengatakan berniat mencoblos, 40 persen mengatakan pasti akan mencoblos, sementara 44 persen mengatakan cukup berminat.


"Hal ini terjadi karena pilpres 2014 adalah panggung kontestasi bagi banyak figur karena absennya incumbent," kata Direktur Eksekutif Pol-Tracking, Hanta Yuda di Jakarta.


Tapi, menurut Hanta, tingginya minat pemilih dikarenakan adanya sosok capres secara personal. Sehingga, tren golput di Pilpres lebih rendah ketimbang di Pileg.


"Ini jadi momentum KPU jangan sampai ada publik yang belum terdaftar di DPT," kata dia.


Publik juga memiliki beberapa syarat untuk capres agar dipilih. Yaitu, 97,14 persen publik menginginkan capres yang memiliki integritas moral dan kejujuran.


Kemudian 93,09 persen menginginkan tokoh berpengalaman memimpin, 95 persen pemimpin harus punya kepedulian, 93 persen menginginkan capres yang memiliki kemampuan, 86 persen publik ingin pemimpin memiliki visi jangka panjang dan 60 persen mempertimbangkan penampilan yang menarik.


"Integritas moral dan kepedulian adalah dua karakter penting yang harus dimiliki kandidat capres menurut publik. Ini krusial di tengah banyak isu politik yang mendegradasi kepercayaan publik pada dua karakter ini," kata dia.


Selain itu, ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki calon presiden yang diinginkan publik. Yaitu kemampuan memberantas korupsi (20,05 persen), memberikan pelayanan publik dengan baik (8,25 persen), menegakkan hukum (6,37 persen), mengatasi masalah keamanan (5,78 persen), dan mengatasi masalah kerusakan lingkungan (1,09 persen).


Jika dilihat dari jenis kelamin, ternyata publik masih menginginkan capres laki-laki (66 persen). "Demokrat dan Golkar sudah selesai karena semua capresnya laki-laki. Kalau PDIP masih perlu dipertimbangkan," kata dia.


Sementara, dari sisi etnis, kata Hanta, 52 persen publik mengatakan tak masalah dari etnis apapun. Sementara 27 persen publik masih menginginkan capres beretnis Jawa. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya