Ruhut: Rakyat Memilih Presiden Bukan Karena Kasihan

Ruhut Sitompul.
Sumber :
  • ANTARAFOTO/Rosa Panggabean
VIVAnews -
Bosan Pintu Cokelat? Coba 4 Warna Cerah Ini Biar Rumah Makin Aesthetic
Politikus Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, menilai berbagai isu terkait Gubernur DKI Joko Widodo, seperti penyadapan dan pembunuhan, sengaja dibuat untuk meraih simpati rakyat. Jokowi disebut-sebut bakal dibunuh atau dibuat cacat jika ikut bertarung di pemilu presiden nanti.

Heboh Aksi Pedagang Buang Puluhan Ton Buah Pepaya, Ternyata Ini Penyebabnya

"Memangnya rakyat milih presiden karena kasihan. Rakyat sudah pintar, bung. Mereka
Sejarah Tercipta Thomas Cup dan Uber Cup, Sempat Tertunda Gegara Perang Dunia II
nggak memilih karena kasihan. Gue ketawa terus dengar yang
beginian
," kata Ruhut, Selasa 25 Maret 2014.


Ruhut menilai, skenario itu sengaja dibuat untuk menutupi kelemahan program yang dimiliki PDI Perjuangan. "Coba lihat program apa yang sukses dari Jokowi selama 1,5 tahun jadi gubernur di Jakarta.
Nggak
ada. Semua pengulangan dari zaman Bang Yos (Sutiyoso)," kata Ruhut.


Selain itu, anggota Komisi III DPR itu menilai, isu belas kasihan terhadap mantan Wali Kota Solo itu, tidak akan berhasil.


"Rakyat butuh program nyata. Bagaimana mau jadi presiden, lihat wajah Megawati
aja
Jokowi
nggak
berani," kata Ruhut.


Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Indonesia, Agung Suprio, mengatakan munculnya penyadapan dan pembunuhan terhadap Jokowi, sengaja ditiupkan dalam tema besar "melodramatik" yang ujungnya untuk meningkatkan popularitas.


"Sayangnya kampanye Jokowi miskin program. Yang ditampilkan adalah sosoknya yang sederhana. Sangat melodramatik. Kampanye yang menguras perasaan, tapi mengesampingkan akal sehat," kata Agung.


Sikap PDIP
Sekretaris PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo, menganggapi santai melihat berbagai serangan yang dilancarkan pihak lain terhadap partainya dan Jokowi. Katanya, serangan-serangan itu adalah jalan terjal yang harus bisa dilewati.


"Karena itulah kami menanggapi hal-hal tersebut dengan tenang, bahkan dengan senyuman, dan tidak pernah terpancing," kata Tjahjo, Senin 25 Maret 2014.


PDI Perjuangan, kata Tjahjo, memberikan apresiasi kepada masyarakat yang secara bijak dan cerdas menanggapi serangan negatif terhadap Jokowi dan Megawati.


Oleh karena itu, Tjahjo menyerahkan pilihan politik kepada masyarakat Indonesia yang menginginkan perubahan bersama PDI Perjuangan dan Jokowi.


"PDI Perjuangan menganggap serangan negatif sebagai bagian dari persaingan politik semata, karena itulah kami tidak terpengaruh. Prinsip kami yang salah akan jatuh dengan sendirinya," kata dia. (adi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya