Sultan Tetap Calon Presiden

VIVAnews - Sejumlah elit partai politik mulai mengubah strategi usai pemilu legislatif 2009. Tidak bagi Sri Sultan Hamengkubuwono X. Raja Yogyakarta itu tak mundur dari pencalonannya sebagai presiden.

"Lho saya kan sudah deklarasi capres kemarin," kata Sultan usai menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Rabu 15 April 2009. Lalu siapa yang akan digandeng sebagai wakil presidennya, Sultan berujar, "Belum ada, nanti saja."
 
Dalam pertemuannya dengan Mega, Sultan membantah membicarakan masalah politik terkait pemilihan presiden. Ia mengatakan hanya silaturahmi biasa. Ada pesan dari Yogyakarta yang harus ia sampaikan kepada putri proklamator itu, tanpa menjelaskan detail pesan yang dimaksud.

Pencalonan Sultan sebagai presiden didukung penuh Sentra Organisasi Karyawan Swardiri Indonesia (SOKSI), salah satu pilar pendiri Golkar. Pedeklarasian berlangsung 8 Oktober lalu di kediaman Ketua Dewan Penasehat SOKSI Suhardiman di Jalan Kramat Batu, No 1, Cipete, Jakarta Selatan.

Peta politik berubah usai pemilu legislatif. Salah satunya terjadi di tubuh Partai Golkar. Partai beringin itu tak lagi percaya diri mencalonkan ketua umumnya, Jusuf Kalla, sebagai presiden. Golkar bahkan mulai merapat kembali ke Partai Demokrat yang mengusung Susilo Bambang Yudhoyono sebagai calon presiden.

Mengenal Empat Zaman yang Digambarkan dalam Ramalan Jayabaya
Ilustrasi gender atau jenis kelamin.

7 Negara yang Miliki Toilet Netral Gender di Dunia, Mayoritas di Asia!

Beberapa negara telah memulai pembangunan toilet gender netral sebagai upaya untuk menyediakan fasilitas yang inklusif bagi kelompok LGBTQ+. Toilet gender netral infonya.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024