Bambang Soesatyo: PDIP Khianati Rakyat Jika Dukung Kenaikan BBM

Peluncuran Buku 'Indonesia Gawat Darurat'
Sumber :
  • Vivanews/AgusTH
VIVAnews
Kerbau Albino Diundang ke Gedung Pemerintah, Harganya Rp7,8 Miliar
- Politikus Golkar, Bambang Soesatyo,menyarankan Jokowi-JK beserta partai pengusungnya, yakni PDIP, untuk memikirkan kembali opsi menaikkan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) di bawah pemerintahannya nanti. Hal ini dilakukan untuk mengatasi defisit anggaran yang mengancam Indonesia.

Terdakwa Yosep Subang Diadili Bunuh Istri dan Anak Demi Uang, Korban Dibacok Pakai Golok

Menurutnya, langkah tersebut dinilai sebagai ujian pertama bagi Presiden terpilih Jokowi untuk mengambil kebijakan lain. Karena itu kenaikan itu juga tidak sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat.
Bank Muamalat Cetak Laba Rp 14,1 Miliar pada 2023, Aset Tumbuh 9 Persen


"Jokowi harus kreatif dengan melakukan terobosan-terobosan. Misalnya meningkatkan penerimaan negara, mengurangi pengeluaran yang tidak efisien, lalu menutup kebocoran-kebocoran," ungkap Bambang ditemui VIVAnews sela-sela peluncuran bukunya berjudul Indonesia Gawat Darurat di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu 31 Agustus 2014.


Sehingga, kata dia,  defisit anggaran yang hanya berapa triliun itu bisa ter-
cover
, tanpa harus menaikkan BBM, karena subsidi adalah hak rakyat.


Anggota Komisi III itu juga menambahkan, PDIP yang begitu konsisten menolak kenaikan BBM di sebelum-sebelumnya kini beralih mendukung kenaikan tersebut. Ini bisa berdampak sangat buruk.


"Kalau sekarang (PDIP) menaikkan, berarti telah mengkhianati para pendukungnya, masyarakat Marhaen, dan buruh yang berpenghasilan 1-2 juta karena mereka bergantung pada subsidi tersebut," jelasnya.


Kado Buku untuk Jokowi-JK


Dalam kesempatan yang sama, Bambang juga meluncurkan buku yang berjudul 'Indonesia Gawat Darurat'. Buku ini tak hanya memberi rapor merah kepada pemerintahan SBY-Boediono, melainkan juga sebagai kado penyambutan bagi pemerintahan di selanjutnya Jokowi-JK.


Bambang mengatakan hal ini sebagai bentuk alarm bagi Jokowi-JK untuk mengetahui kebijakan seperti apa yang akan dilakukan ke depannya, agar tidak keliru.


"Agar tidak mengulangi berbagai kesalahan, langkah-langkah keliru dari lima tahun kebelakang, agar harapan keadilan pada masyarakat dapat tercapai," ujar politikus Golongan Karya (Golkar) di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu 31 Agustus 2014.


Menurutnya, Indonesia saat ini sedang dilanda sejumlah kegawatan seperti korupsi, pangan, bahkan energi. Maka dari itu, ia mengharapkan ada ketegasan pada pemerintah di bawah kepemimpinan Jokowi-JK.


"Saya berharap Jokowi-JK memberi cahaya penerangan. Tidak hanya tangan di dada yang prihatin dan menghimbau saja, melainkan menunjuk, memerintah," jelasnya.


Karena, lebih lanjut kata Bambang, kepemimpinan yang lemah dan tidak tegas tidak bisa menyelesaikan permasalahan yang dialami Indonesia.


Bambang yang merupakan anggota DPR Komisi III ini menjelaskan pada buku setebal 1.000 halaman itu keseluruhannya berupa kritikan, bukan pujian.


"Karena memang tugas saya (di Komisi III) mengawasi. Jadi, isinya kritik, bukan pujian," jelasnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya