- ANTARA/Reno Esnir
VIVA.co.id – Koordinator Komite Pemilih Indonesia, Jeirry Sumampow, menilai Basuki Tjahaja Purnama, alias Ahok bisa saja terganjal pada saat proses verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU). Misalnya saja, karena dukungan yang diberikan tidak valid, atau orang yang mendukung sudah pindah ke luar ibu kota.
Apalagi, kata dia, relawan Ahok bisa saja melakukan kekeliruan pemberkasan, karena berkas yang saat ini diberikan oleh Teman Ahok kepada warga, akan disalin kembali sesuai dengan yang ditetapkan oleh KPU DKI Jakarta.
"Nanti kan, ada penyalinan lagi dan harus ada materai. Benar atau tidak mendukung dan segala macamnya. Jadi, belum tentu juga Ahok bisa ikut Pilkada DKI Jakarta," ujar Jeirry di kantor Komisi Pemilihan Umum, Jalan Imam Bonjol 29, Jakarta Pusat, Selasa 15 Maret 2016.
Tak hanya itu, menurut dia, semua nama-nama yang saat ini beredar untuk menjadi bakal calon pasangan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta juga belum ada yang pasti bisa lolos maju DKI 1.
"Harus diingat, tidak ada yang pasti di Pilkada DKI Jakarta. Mereka yang pasti akan ditentukan oleh KPU nanti. Jadi, tidak perlu ada gontok-gontokan saat ini," ungkap dia.
Karenanya, sejumlah nama seperti Yusril Ihza Mahendra, Ahmad Dhani, Sandiaga Uno, dan Adhyaksa Dault, dinilai belum tentu akan bisa ikut kontestasi lima tahunan tersebut di DKI Jakarta, seiring dengan perjalanan konstelasi politik yang dinamis.
"Siapa yang akan mengira, jika nama seperti Nono Sampono, atau Alex Nurdin bisa ikut Pilkada DKI? Padahal pada saat-saat seperti ini, nama mereka tidak diperhitungkan pada 2012 lalu," terang Jeirry. (asp)