Kemlu Miliki Pengalaman Tangani Penyanderaan WNI

Meutya Hafid
Sumber :
  • Facebook Meutya Hafid

VIVA.co.id – 10 Warga Negara Indonesia (WNI), yang menjadi awak kapal Tugboat Brahma 12, dikabarkan disandera kelompok Abu Sayyaf sejak Sabtu, 26 Maret 2016. Kelompok penyandera meminta tebusan 50 juta peso, atau sekitar Rp15 miliar.

Ketua Jokowi Mania Masuk Partai Golkar?

Sebagai pimpinan Komisi I yang juga sebagai orang yang pernah disandera kelompak garis keras Meutya Hafid, berharap Kemlu bergerak cepat. Ia menilai Kemlu memiliki pengalaman menangani penyanderaan-penyanderaan warga Indonesia.

"Di Filipina juga saya yakin Kemlu memiliki jaringan-jaringannya, sebagian besar berhasil baik. Yang mengkhawatirkan memang kelompok Abu Sayyaf termasuk kelompok yang sangat keras, karena itu perlu ada konfirmasi, apakah betul kapal beserta WNI ada di bawah kendali Abu Sayyaf. Saya yakin Kemlu paham langkah-langkah yang harus diambil," ujarnya, Selasa 29 Maret 2016.

Aburizal Bakrie Dukung Semangat Anak Muda Lalui Pandemi COVID-19

Ia menambahkan, dalam kondisi begini memang kita tidak perlu banyak berpendapat di publik, karena informasi-informasi seperti strategi penanganan dan lainnya dapat dipantau oleh penyandera.

"Di luar upaya Kemlu, mari kita semua memberikan support dan mendoakan para warga negara kita yang disandera, agar para penyandera dilunakan hatinya," ujar Politisi Golkar itu.  (rin)

Gerindra dan Golkar Koalisi Usung BHS di Pilkada Sidoarjo
Ilustrasi-Pilkada Serentak di Indonesia

Pilkada 2020, Demokrat dan Golkar Sepakat Usung 33 Paslon

Ketum Partai Demokrat AHY menemui Ketum Partai Golkar Airlangga

img_title
VIVA.co.id
26 Juni 2020