Jokowi Nikmati Dukungan Golkar ke Pemerintah

Presiden Joko Widodo Buka Munaslub Partai Golkar
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

VIVA.co.id –  Direktur Riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris mengatakan bahwa Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) menikmati terpilihnya Setyo Novanto (Setnov) menjadi ketua umum Partai Golkar. Alasannya, mantan Ketua DPR tersebut dinilai sebagai sosok yang kontroversial, tak luput dari salah.

Jokowi Diundang ke Konser Yanni di Prambanan

"Justru saya ingin mengatakan bahwa pemerintahan Jokowi menikmati terpilihnya Novanto. Sebab ketua umum bermasalah mudah dijinakkan. Artinya, kalau macam-macam kasus-kasusnya akan diungkap, baik kasus etik dan hukum," kata Haris di Kantor PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya Nomor 62, Jakarta Pusat, Rabu 18 Mei 2016.

Meski Setnov menegaskan bahwa partai berlambang Beringin tersebut akan bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Akan tetapi, lanjut Haris tak menjamin bahwa Jokowi akan bersedia membagi jatah kabinet menterinya.

Jokowi: Seluruh Korban Bom Surabaya Ditanggung Negara

"Itu kan tergantung Pak Jokowi, mau membagi jatah kabinet atau tidak. Sebab yang mau dibagi Pak Jokowi, bukan hanya Golkar, tetapi PAN (Partai Amanat Nasional) dan PPP (Partai Persatuan Pembangunan) yang mendukung. Apakah Jokowi mengambil jatah non-politik atau dari parpol pendukung, kita tak tahu," kata dia.

Menurutnya, jika Golkar bisa mendapatkan kursi kabinet, PAN semestinya juga harus mendapatkan hal yang sama. Terlebih jika reshuffle kabinet Jokowi sampai menyakiti parpol politik pendukung lama.

Jokowi Yakin Bendungan Raknamo Bisa Makmurkan Warga NTT

"Misalnya, jatah Nasdem dikurangi. Ini berpotensi menimbulkan ketegangan dan ketegangan berpotensi oposisi dan berpengaruh pada kinerja," ujar Haris.

Seperti diketahui, keputusan Golkar mendukung pemerintahan Jokowi-JK menjadi salah satu hasil Munaslub Golkar di Bali. Tak hanya itu, hasil dari Munaslub lainnya adalah target perolehan kursi Golkar di Pileg Pemilu 2019 dari yang sekarang hanya 14,75 persen menjadi 20 persen.  

Bahkan bukan saja mendukung, Golkar juga memutuskan untuk mengusung Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya