Ahok: Lumayan Kalau Gue di ESDM, Lu Mau Ikut?

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA.co.id – Hingga saat ini, Presiden Joko Widodo belum menunjuk Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) secara definitif. Jokowi masih mempercayakan posisi itu kepada Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan sebagai pelaksana tugas.

AHY jadi Menteri ATR/BPN, Mardani PKS: Welcome to The Jungle

Situasi tersebut menjadi sorotan sejumlah kalangan. Salah satunya adalah Lembaga survei Institute for Essential Service Reform (IESR). 

Belum lama ini, mereka menyampaikan hasil penelitian terkait bursa calon Menteri ESDM yang baru. Menariknya, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau akrab dipanggil Ahok masuk menjadi satu di antara nama-nama yang lain.

Jokowi Lantik AHY Jadi Menteri ATR/BPN di Istana, Moeldoko ke Mana Tak Nongol?

Dalam survei IESR itu Ahok bersaing ketat dengan Pengamat Ekonomi dan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Faisal Basri. Ahok masuk di posisi lima besar, sementara Faisal di urutan keenam.

IESR melakukan survei pada 22 sampai 26 Agustus 2016 melalui internet. Mereka ingin menjaring secara terbuka kepada publik nama-nama kandidat yang layak untuk menduduki posisi Menteri ESDM setelah ditinggalkan Arcandra Tahar.

Jokowi Lakukan Reshuffle, Ini Deretan Menteri Terbaru Kabinet Indonesia Maju

Terdapat hampir 1.900 responden dengan rentang usia dan latar belakang beragam. Jumlah pemilih yang valid sebanyak 1.874 orang. Nama-nama yang menjadi pilihan masyarakat di antaranya, Tri Haryo Soesilo, Djoko Siswanto, Hardiv Situmeang, Dwi Soetjipto, Basuki Tjahaja Purnama, dan Faisal Basri.

Lantas, bagaimana Ahok menanggapi survei tersebut?

"Ya lumayahlah kalau gue di ESDM, lu (wartawan) mau ikut gue?" ujar Ahok sembari berkelakar di Balai Kota, Jakarta, Senin, 5 September 2016.

Selain opsi mengganti dengan nama lain, sejumlah pihak juga mewacanakan Arcandra untuk menjadi Menteri ESDM lagi. Namun, usulan tersebut dinilai akan menimbulkan citra negatif bagi Presiden Jokowi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya