Langkah Ruhut Jika Keluar dari Partai Demokrat

Ruhut Sitompul (Demokrat).
Sumber :
  • Antara/ Julipardiansyah

VIVA.co.id - Ruhut Sitompul tidak mengkhawatirkan nasibnya jika akhirnya keluar dari Partai Demokrat. Saat ini, posisi Ruhut di partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono tengah dalam sorotan.

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

Ia membelot dari keputusan partai dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Sejumlah elite partai, bahkan termasuk Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, memintanya mundur.

Ruhut, sebelum menjadi politikus dengan karakter blak-blakan saat berbicara, merupakan seorang advokat dan juga bintang sinetron. Jadi, bila tidak di Demokrat lagi, ke mana dia akan melangkah?

Gerindra Siapkan Kader Internal yang Potensial Menang di Pilkada Jakarta

"Aku akan menjadi tokoh independen," kata Ruhut kepada VIVA.co.id, Kamis, 29 September 2016.

Ruhut mengakui Partai Demokrat bukan partai pertamanya. Tapi dia menegaskan tidak akan masuk ke partai manapun setelah dari partai berlambang bintang Mercy itu.

KPU DKI Sudah Antisipasi Banjir saat Proses Pemungutan Suara Pilgub 2024

"Demokrat partai terakhirku," tuturnya.

Ruhut mengaku akan menjalani kehidupan ke depan secara wajar. Bila tidak di Demokrat lagi, dia percaya ada sesuatu yang lebih besar yang menantinya.

"Hidup itu mengalir. Pasti ada rencana Tuhan yang lebih baik buatku. Aku tidak bisa mengatakannya karena yang tahu adalah Tuhan," kata Ruhut.

Terkait dukungan pada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat, Ruhut menegaskan bahwa dia memiliki hak dalam memilih seseorang dalam suatu pemilihan umum atau pilkada sesuai dengan konstitusi. Oleh karena itu, dia menilai sikap itu merupakan sesuatu yang sah-sah saja.

"Enggak ada yang bisa ngatur gue," kata Ruhut.

Ruhut mendukung Ahok-Djarot dalam Pilkada DKI Jakarta. Sikap itu berbeda dengan keputusan partainya yang mengusung Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.

Selain Ruhut, kader senior Partai Demokrat lainnya yang mendukung Ahok-Djarot adalah Hayono Isman. Atas sikap membelot itu, dua tokoh ini akan dipanggil Dewan Pengawas. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya