Pengamat: Kemampuan Demokrasi Umat Islam RI Meningkat

Umat Muslim kibarkan bendera Merah Putih saat aksi unjuk rasa.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

VIVA.co.id – Ada yang tak tersorot secara serius oleh Istana Negara mengenai aksi unjuk rasa pada Jumat, 4 November 2016. Banyak kalangan, bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganggap ada aktor politik yang menunggangi demo itu, sehingga terjadi kericuhan pada malam harinya.

M Kece Dituntut 10 Tahun Penjara

Pengamat politik Islam, Fachri Ali justru memiliki pandangan berbeda. Menurut dia, pergerakan massa yang masif pada Jumat kemarin adalah pembuktian terjadinya peningkatan kemampuan orang atau kelompok beragama Islam dalam mengorganisasi dirinya.

"Kalau hanya perspektif politik, maka dengan gampang, maksud saya secara logika itu akan gampang ditarik-tarik. Misalnya, ketika Presiden mengatakan ada aktor politik, kemudian kita lihat di situ ada aktor politik lainnya. Jadi seakan-akan apa yang terjadi pada kemarin itu adalah hanya soal politik," kata Fachri di Gado-Gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 5 November 2016.

Marak Kasus Penistaan Agama di Pakistan, Perempuan Muda Divonis Mati

Seharusnya, kata dia, Istana Negara mampu menangkap sinyal-sinyal peningkatan kemampuan itu. Tidak selalu melihat dari kaca mata politik, tapi juga dari sejarah Islam di Tanah Air. Hal itu bisa disaksikan dalam pergerakan kemarin, di mana ada elemen massa yang berbagi tugas berunjuk rasa, tapi ada lagi yang mengoordinasi masalah sampah, taman, dan kesehatan.

"Menurut saya, hampir tidak ada catatan di dalam sejarah, ada pergerakan (massa) dengan jumlah begitu besar dan berlangsung dengan damai. Di sini harus kita lihat terjadi pergeseran peta kemampuan umat di kalangan kaum muslim Indonesia," ujar Fachri.

Ferdinand Hutahaean Tulis Surat Permohonan Maaf dari Penjara

Menurut dia, tak mudah mengorganisasi massa sebanyak itu, apalagi bila dilakukan oleh partai politik sekarang ini. Artinya, ada perpapasan yang menarik antara budaya demokrasi yang beradab dalam menyampaikan tuntutan, kemudian hormat terhadap hukum, dan pandangan orang lain dengan ekspresi kebudayaan yang ditampilkan kaum borjuasi muslim pada demo 4 November kemarin.  

"Setidaknya mulai 13.30 sampai sore harinya, saya rasa akan memberikan dasar atau modal yang kuat bagi demo-demo yang lain. Menjadi rujukan. Karena itu, penasihat di sekitar Presiden, seharusnya mampu melihat tanda-tanda zaman itu," kata Fachri.

Senada diungkapkan Guru Besar Universitas Pertahanan, Salim Said. Dia mengatakan, gerakan massa pada Jumat 4 November 2016 menandakan umat muslim di Tanah Air meningkatkan kesadaran untuk berbuat sesuatu yang lebih didasari oleh gagasan ide.

Mantan duta besar Republik Ceko itu menilai pergerakan itu hanya bisa terjadi di Indonesia, berdasarkan konteks sejarahnya. Tidak terjadi di Thailand maupun Mesir, yang selalu berujung kudeta.

"The coming of age of the moslem community Indonesia. Sederhananya, ini hubungan antara masyarakat dan negara. Kenapa di Indonesia masih bisa mempertahankan reformasi, meskipun karut marut. Karena ada perubahan di dalam masyarakat tadi, itu tercermin dengan baik pada demo kemarin. Orang Islam di Monas itu kemarin adalah bukti peradaban demokrasinya meningkat," kata Said.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya