Indonesia Menjadi Tuan Rumah Konferensi Interpol ke-85

Ahmad Sahroni
Sumber :
  • Antara/ M Agung Rajasa

VIVA.co.id – Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta pemerintah Indonesia membawa pengaruh positif, dengan meningkatkan dialog persaudaraan Asia Tenggara dalam konferensi Internasional Police (Interpol) ke-85 di Nusa Dua, Bali pada 7-10 November 2016.

Pandemi Corona, DPR Usulkan Pilkada 2020 Dilakukan Secara e-Voting

Sebab, lanjut Sahroni, penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah, menjadi momentum tepat untuk mengakselerasi kerjasama baru dalam dunia kepolisian.

"Pemerintah Republik Indonesia harus memberi pengaruh positif dan gagasan yang lebih maju berkenaan dengan penanganan dua isu besar, yakni terorisme dan keamanan maritim," ujar politisi NasDem ini di Nusantara I kompleks Parlemen, Selasa 8 November 2016.

Tantangan Berat, Setjen dan BK DPR Dorong Pemuda Optimis Bangun NKRI

Menurutnya, pengamanan lintas negara merupakan kebijakan strategis yang harus diurus dalam nuansa membangun persaudaraan, terutama negara-negara di sekitar Asia Tenggara.

Hal itu, lanjutnya, menjadi urgensi kekinian dalam rangka membangun optimisme baru diantara pemimpin-pemimpin negara yang menghadapi masalah yang relatif sama.

DPR Minta Insiden Pembakaran Polsek Bendahara Tidak Terjadi Lagi

"Kita dan negara Asia Tenggara berhadapan dengan kenyataan isu terorisme, dan sengketa perbatasan serta keamanan maritim," ujarnya.

Jadi,kata Sahroni, kegiatan ini merupakan momentum terbaik untuk membicarakan pengurusan global dalam kerjasama penegakan hukum.

"Sekarang ini kita memiliki banyak agenda pembaruan, mulai dari tax amnesty, penanganan narkoba, reformasi hukum, dan juga penguatan edukasi sipil. Semua rencana ini perlu dibicarakan dalam kerangka kerjasama global, agar masing-masing negara bisa saling mendukung dalam penegakan hukum," kata dia.

Menurutnya, dinamika pergaulan internasional dan ancaman kejahatan internasional masih memungkinkan, karena adanya ruang gerak untuk berpindah dari satu negara ke negara yang lain.

Oleh karena itu, kata Roni, reformasi hukum yang tengah digalakkan pemerintah mesti didorong menjadi agenda suksesi interpol.

"Semua negara saya kira perlu mencermati gagasan ini sebagai usaha untuk membangun dialog baru dan kerjasama yang lebih konkrit antar negara dalam urusan penegakan hukum," ujarnya.

Diketahui, Konferensi Internasional Police digelar di Nusa Dua, Bali pada 7-10 November 2016 yang diikuti 190 negara anggota interpol dengan perwakilan total sebanyak 1.200 orang.  (webtorial)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya