Kasus Ahok, Politikus Golkar Ajak Masyarakat Hormati Hukum

Melchias Marcus Mekeng.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Politikus Partai Golkar yang juga tokoh masyarakat Nusa Tenggara Timur, Melchias Marcus Mekeng prihatin dengan kondisi politik yang memanas saat ini, akibat dugaan penistaan agama oleh calon Gubernur DKI Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok.

M Kece Dituntut 10 Tahun Penjara

Ia pun meminta tokoh agama dan tokoh masyarakat bisa menenangkan suasana, serta mempercayai sikap tegas dan janji Presiden Jokowi.

"Presiden sudah memerintahkan Kapolri untuk menyelesaikan masalah ini. Presiden juga berjanji tidak akan mengintervensi proses hukum," kata Mekeng usai diskusi ‘Merewat Kebhinekaan Indonesia’ di kawasan Cikini, Jakarta, Jumat 11 November 2016.

Marak Kasus Penistaan Agama di Pakistan, Perempuan Muda Divonis Mati

Ketua Komisi XI DPR ini mengingatkan, Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi hukum.

"Kita harus hormati hukum. Apapun putusan hukum harus diterima. Kita tak boleh lakukan perlawanan. Kita taat pada hukum, tanpa merusak persatuan yang dilandasi Pancasila, UUD 45, Kebinekaan dan keutuhan NKRI," ujarnya.

Ferdinand Hutahaean Tulis Surat Permohonan Maaf dari Penjara

Menurut Mekeng, sehubungan dengan perkembangan sosial politik nasional terkini yang berpotensi merusak semangat kebinekaan Indonesia, maka warga diaspora NTT di wilayah Jakarta, yang tergabung dalam wadah BAJA NTT menyampaikan pernyataan sikap sebagai berikut:

1. Warga diaspora NTT di wilayah DKI Jakarta, memandang bahwa kebhinekaan Indonesia yang termanifestasikan dalam Pancasila sudah final.

2. Warga diaspora NTT menegaskan bahwa masyarakat NTT secara turun temurun telah diwarisi kehidupan dalam nuansa kebhinekaan yang diterima sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa.

3. Warga diaspora NTT bertekad merawat kebhinekaan dan menjaga Indonesia dengan semangat 100 persen NTT 100 persen Indonesia.

4. Warga diaspora NTT memandang bahwa realitas kebhinekaan merupakan sarana untuk saling memahami, menerima, mengingatkan, dan saling menolong satu sama lain.

5. Warga diaspora NTT mengambil inisiatif untuk membangun silaturahim dan komunikasi dengan semua elemen bangsa, untuk merawat kebhinekaan dan menjaga Indonesia.

Mekeng menegaskan, tidak dalam posisi dukung mendukung salah satu pasangan. Dia mempersilakan hukum berproses dengan baik.

"Pilkada aktivitas demokrasi, tetapi kalau keutuhan sudah tergoncang, tak ada artinya. Pilkada bukan segalanya. Kita harus rawat kebhinekaan," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya