Kondisi Politik Memanas, Rakyat Diminta Utamakan Persatuan

Ilustrasi suatu aksi di Tugu Proklamasi, Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Kondisi sosial politik bangsa belakangan ini cenderung memanas. Salah satunya terkait dengan isu penistaan agama.

M Kece Dituntut 10 Tahun Penjara

Ribuan umat Islam mendatangi Jakarta untuk menggelar demonstrasi. Mereka menuntut penegakan hukum. Meskipun demikian, masyarakat seluruhnya diminta untuk tetap tenang dan mengedepankan persatuan.

"Situasi ini sangat berbahaya bagi kelangsungan NKRI," kata relawan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), M Yamin, saat Deklarasi Kebangsaan di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu, 12 November 2016.

Marak Kasus Penistaan Agama di Pakistan, Perempuan Muda Divonis Mati

Deklarasi kebangsaan digelar sejumlah anak bangsa. Acara itu dihadiri sedikitnya 3000 massa yang merupakan wujud kesetian kepada Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.

Menurut Yamin, Republik Indonesia tidak boleh dibiarkan dikoyak-koyak. Sebab, kondisi demikian akan semakin menjauhkan semangat persaudaraan dan gotong-royong. Apalagi, semua pihak menyadari bahwa pembangunan bangsa membutuhkan semangat kebersamaan.

Ferdinand Hutahaean Tulis Surat Permohonan Maaf dari Penjara

"Tidak boleh jatuh dalam kekakuan relasi kebangsaan. Tidak boleh kita biarkan hubungan sesama kita anak bangsa saling memunggungi. Membeku lalu retak hancur berkeping keping," katanya.

Deklarasi Kebangsaan Relawan NKRI yang dihadiri perwakilan tokoh adat dan tokoh masyarakat dari berbagai daerah itu juga bersama-sama mengucapkan ikrar kesetiaan yang berisi tiga poin. Pertama, tetap setia dan berpegang teguh pada Pancasila dan UUD 1945.

Kedua, setia dan berpegang teguh pada NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Dan ketiga, berjanji untuk tetap setia kepada Presiden Republik Indonesia sebagai simbol negara serta menolak setiap upaya aktor-aktor politik yang mencoba menjatuhkan pemerintahan yang sah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya