- Moh. Nadlir/ VIVA.co.id
VIVA.co.id - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta, anggota Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) menjaga persatuan dan kesatuan. Korpri menjadi bagian catatan sejarah hitam putihnya perjalanan demokrasi Indonesia.
"Korpri harus melawan setiap tindakan yang anti-kebhinekaan dan anti-keragaman di negara ini," kata Tjahjo saat upacara peringatan HUT Korpri ke-45 di Monas, Jakarta, Selasa, 29 November 2016.
Tjahjo mengatakan, Korpri harus hadir dalam setiap yang baik kepada rakyat. Dia juga meminta Korpri memperkuat komunikasi dengan seluruh kekuatan bangsa baik unsur agama, adat dan budaya.
"Korpri harus menjaga netralitas dalam setiap ajang pesta demokrasi. Dan menjadi benteng akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan," ujarnya menambahkan.
Mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menegaskan, bahwa Korpri mempunyai peran sebagai perekat bangsa, pemersatu bagi semua ruang, dan sekat budaya dan agama.
"Selain itu, mereka juga pagar negeri, yang menjadi orang terakhir menjaga setiap batas patok terjauh nusantara," ujarnya.
Tjahjo juga memaparkan Korpri adalah warna negeri, yang memberi kebahagian dan keceriaan bagi hidupnya kebhinekaan, perbedaan, dan kekuatan cahaya bangsa.
"Dan sebagai penegak bendera bangsa, tanpa Korpri tiang dan simbol negara akan runtuh," ujarnya.
Dalam HUT Korpri ini, Tjahjo berharap kondisi bangsa semakin membaik. Stabilitas politik dalam negeri yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Lalu, terpeliharanya kemajemukan Indonesia.
(mus)