SBY: Kalau Betul Telepon Saya Disadap, Itu Ilegal

Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono memberikan penjelasan terkait hilangnya berkas pembunuhan aktivis Munir di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (25/10/2016).
Sumber :
  • ANTARA/Yulius Satria Wijaya

VIVA.co.id – Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan dia sudah mendengar isu bahwa telepon dirinya dan sejumlah kolega di lingkaran terdekat disadap. Walaupun diakui SBY, awalnya dia tidak terlalu yakin dengan hal tersebut.

Sulit Berkemih Hingga Ejakulasi Darah Tanda Kanker Prostat

SBY bahkan mengatakan dia mendapatkan informasi bahwa orang dekatnya sempat takut menerima telepon darinya.

"Belum lama, bulan lalu, saya baru dengar sahabat dekat saya tidak berani menerima telepon saya," kata SBY di Wisma Proklamasi di Jakarta, Rabu 1 Februari 2017.

SBY Akan Jalani Pengobatan Kanker, Dijadwalkan Tiba di AS Kamis Pagi

Sang sahabat, menurut SBY, mengatakan, mendapatkan informasi dari orang yang berada di lingkaran pemerintah bahwa percakapan telepon SBY dan orang-orang tertentu memang disadap.

"Sehingga kalau bicara sekarang melalui caraka atau utusan," kata Ketua Umum Partai Demokrat ini.

Usai Operasi, SBY Mau Isi Waktu Masa Pemulihan dengan Melukis

SBY mengatakan, informasi tersebut pada awalnya sudah dia dapatkan setelah melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur dan Jawa Barat. Dia mengingatkan, bahwa menyadap tanpa adanya mandat penegak hukum adalah ilegal.

"Sangat mungkin kalau ada transkrip itu bisa ada tambah kurang dari aslinya," kata dia lagi.

Hal itu disampaikan SBY menyusul adanya pernyataan tim kuasa hukum Ahok di pengadilan bahwa pihaknya memiliki bukti percakapan telepon antara SBY dan Ketua MUI Ma'ruf Amin. Ma'ruf sebelumnya dihadirkan sebagai saksi ahli di sidang penodaan agama dengan Ahok sebagai terdakwa.

"Saya ingin menyoroti masalah itu karena kalau betul percakapan saya dengan Ma'ruf Amin atau siapa pun disadap tanpa alasan sah, tanpa perintah pengadilan dan hal-hal yang dibenarkan UU, ini namanya penyadapan ilegal," kata SBY.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya