SBY: Tak Perlu Ada Islamophobia di Negeri Sendiri

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf.

VIVA.co.id - Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono, mengaku bahagia umat Islam yang berencana menggelar aksi pada 11 Februari 2017 bersedia menghormati keinginan dan harapan pemerintah untuk menjaga situasi yang aman, tenteram dan damai, khususnya di Jakarta.

SBY Yakin Duet Renan Buiatti-Reza Beik Jadi Pertahanan Tangguh Jakarta LavAni

SBY juga mengucapkan penghargaan kepada para pemimpin aksi damai itu, yang semula akan melakukan longmarch tetapi diubah menjadi acara zikir dan doa di Masjid Istiqlal.

"Ini menunjukkan jiwa besar dan juga respons yang positif terhadap ajakan pemerintah untuk sama-sama menjaga situasi yang betul-betul tenang dan damai," kata SBY usai salat Jumat di Masjid Jami Al-Riyadh di Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat, 10 Februari 2017.

Pengamat Ungkap Ganjalan Utama Megawati Gabung dalam Koalisi Prabowo-Gibran

SBY menegaskan bahwa sikap mereka merupakan contoh yang baik. Karena menurutnya, tidak bijak dan tidak tepat apabila negara, pemerintah, berjarak dengan umat Islam dan dengan umat agama mana pun.

"Apalagi mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Kalau ada jarak, ada ketegangan, apalagi kebencian satu sama lain kita semua menangis, kita semua merugi," kata SBY.

Juru Bicara Ungkap Keinginan Prabowo Duduk Bareng Megawati, SBY dan Jokowi

SBY mengaku melihat tanda-tanda yang baik bagi kerukunan dan kedamaian di negeri ini. Dia pun menegaskan bahwa sikap saling membenci satu sama lain tidak perlu ada.

"Karena juga tidak perlu ada Islamopobia di negeri sendiri," ujar Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.

SBY berharap cara-cara yang baik, persuasif, terus berlanjut dan dilakukan oleh negara atau pemerintah. Dengan demikian, para pemimpin umat bisa bergandengan tangan dengan pemerintah untuk menciptakan suasana yang damai.

"Saya juga mendengarkan statement yang gamblang dari Habib Rizieq bahwa Habib Rizieq menjunjung tinggi NKRI, Pancasila, Kebhinekaan dan ini penting sekali diucapkan agar rakyat Indonesia mendengarkannya secara langsung. Sebab, isu-isu terakhir ini yang digulirkan seolah yang melaksanakan aksi damai itu anti-NKRI, anti-Pancasila dan anti-kebhinekaan," katanya.

SBY menambahkan bahwa apabila seluruh bangsa Indonesia sayang dengan NKRI, Pancasila, kebhinekaan, maka tidak perlu ada jarak ataupun permusuhan di antara mereka. Baginya, masyarakat Indonesia adalah satu bangsa sehingga bisa berbuat secara bersama-sama.

"Sekali lagi Pak Wiranto yang memberi contoh, Habib Rizieq, ustad Bachtiar dan semuanya. Semoga tanda-tanda yang baik kebersamaan antara pemerintah dengan umat Islam dan kebersamaan antara umat Islam dengan agama yang lain. Karena kita satu sama lain harus menyayangi persaudaraan di antara kita," tuturnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya