- VIVA.co.id/Nur Faishal
VIVA.co.id - Wakil Ketua Komisi III DPR Fraksi Partai Gerindra, Desmond J Mahesa, merespons soal wacana adanya Tamasya Al-Maidah yang akan dilaksanakan besok bertepatan dengan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Menurutnya, tak ada yang negatif dari gerakan itu.
"Tamasya Al-Maidah tujuannya apa? Kalau tamasya enggak ada sesuatu yang luar biasa. Biasa. Tapi kalau itu berbau politik, itu lain soal," kata Desmond di Gedung DPR, Jakarta, Selasa, 18 April 2017.
Ia menambahkan Tamasya Al-Maidah ini menjadi dekat politik disebabkan masalah yang terkait dengan calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Yang kedua kalau bicara tentang alasan menakutkan, sebenarnya yang memulai ini Bu Mega. Bu Mega-lah yang mengundang kader-kadernya untuk mengamankan pemilu. Nah, ini mungkin jadi contoh oleh orang-orang yang hari ini mau tamasya," kata Desmond.
Menurutnya, yang ditakutkan mereka yang akan bertamasya, jangan sampai orang yang diundang Ketua Umum PDIP, Megawati melakukan intimidasi. Karena itu sebenarnya yang diperlukan saat ini hanya menjaga ketertiban dan keamanan Jakarta.
"Tak masalah. Kalau datang ke sini untuk melakukan kerusuhan, saya pikir polisi sudah keluarkan maklumat. Walaupun maklumat itu bukan dasar hukum yang jelas. Maklumat dulu ada, kembali ke UUD. Maklumat kapolda bukan sesuatu yang luar biasa, tindakan hukumnya apa. Tak ada," kata Desmond.
Sebelumnya, beredar di media sosial dan aplikasi percakapan, poster dari Gerakan Kemenangan Jakarta (Gema Jakarta) yang mengajak umat Islam di luar Jakarta berjaga di TPS-TPS saat hari pencoblosan putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 pada 19 April mendatang. Hal itu dalam rangka mengawal penegakan Surat Al-Maidah Ayat 51.
Para peserta yang mau ikut dalam program ini dapat mendaftar memalui aplikasi Tamasya Al-Madiah di Google Play Store. Para peserta pria yang berpartisipasi diminta mengenakan kemeja putih dengan songkok hitam. Sedangkan peserta perempuan mengenakan gamis dan jilbab berwarna gelap.
