Kader Muda Golkar Ingin Laporkan Setya Novanto ke MKD

Ketua DPR Setya Novanto.
Sumber :

VIVA.co.id – Gerakan Muda Partai Golkar akan melakukan sejumlah langkah dalam mengkritisi Setya Novanto yang tetap menjadi Ketua Umum Golkar dan Ketua DPR, meski telah menjadi tersangka. Pertama, mereka akan mengadukan Novanto ke Dewan Kehormatan Golkar yang dipimpin BJ Habibie.

Pilkada 2020, Demokrat dan Golkar Sepakat Usung 33 Paslon

"Karena menyangkut persoalan etik dan melanggar AD/ART dan seterusnya. Kebetulan juga Dewan Kehormatan merupakan satu-satunya yang sampai saat ini belum memberikan dukungan ke Novanto," kata Ketua GMPG Ahmad Doli Kurnia di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu 19 Juli 2017.

Kemudian, mereka akan melaporkan juga ke Mahkamah Partai Golkar. Langkah ini, menurut Doli, juga sesuai dengan pedoman dalam Undang-undang tentang Partai Politik. 

Ketua Jokowi Mania Masuk Partai Golkar?

"Karena memang dalam UU yang baru tentang Parpol, sekarang kalau ada perselisihan di internal partai maka diselesaikan terlebih dahulu ke Mahkamah Partai," ujar Doli. 

Setelah itu mereka akan melaporkan Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR. Doli mengaku heran MKD sampai saat ini tidak memproses Novanto dengan alasan kasusnya belum berkekuatan hukum tetap. 

Aburizal Bakrie Dukung Semangat Anak Muda Lalui Pandemi COVID-19

"Pada saat kasus 'Papa Minta Saham', beliau dinyatakan melakukan pelanggaran-pelanggaran berat pada saat itu oleh MKD. Tapi kok ini sudah dinyatakan sebagai tersangka (kasus e-KTP), jawabannya (MKD) kok nunggu inkrah," kata Doli. 

Seperti diketahui, GMPG mengkritisi sikap DPP Golkar yang mendukung Setya Novanto tetap menjadi Ketua Umum Golkar dan Ketua DPR. Menurut GMPG, sikap itu seperti menutup mata terhadap kasus mega skandal korupsi e-KTP yang menjerat Novanto saat ini. 

"Keputusan (rapat pleno DPP) itu juga dapat memunculkan persepsi pada publik bahwa Partai Golkar merupakan rumah yang nyaman bagi para orang yang tersangkut masalah hukum dan korupsi," kata Doli.

GMPG mendesak Novanto segera mundur dari posisinya sebagai Ketum Golkar dan juga Ketua DPR. Menurut mereka hal itu untuk menghindari menurunnya kepercayaan publik terhadap Golkar. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya