Jokowi Juga Sindir Prabowo Soal Presidential Treshold

Pertemuan Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo juga menyindir Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto saat bertemu dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Kamis 27 Juli 2017, malam. Saat itu, Prabowo mengatakan presidential threshoald 20 persen adalah lelucon.

Dianggap Bukan Lagi Kader PDIP, Zulhas: Rumah Pak Jokowi dan Gibran Namanya PAN

"Nah apalagi, kita sudah mengalami dua kali presidential threshold 20 persen, 2009 dan 2014, kenapa dulu tidak ramai?" kata Jokowi, saat di Cikarang Bekasi, Jawa Barat, Jumat 28 Juli 2017.

Jokowi berasumsi, dulu semua pihak sepakat kalau PT itu 20 persen. Tapi aneh kalau Pemilu 2019 masih diterapkan tetapi malah disebut lelucon. Menurut Jokowi, penyederhanaan sangat penting dilakukan dalam rangka visi politik ke depannya.

Jokowi Resmikan 147 Bangunan yang Direhabilitasi Pasca Gempa di Sulawesi Barat

"Coba bayangkan saya ingin berikan contoh, kalau 0 persen, kemudian satu partai mencalonkan kemudian menang, coba bayangkan nanti di DPR, di parlemen," katanya.

Yang terjadi selama ini, walau banyak partai pendukung tetapi kondisi di parlemen atau DPR juga tidak mulus. Apalagi, kalau presidennya nanti, dari partai yang keterwakilannya di DPR sedikit.

MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar, Jokowi Ajak Semua Bersatu Bangun Bangsa dan Hadapi Geopolitik

"Kita dulu yang 38 persen saja (gabungan parpol pendukung Jokowi pada Pilpres 2014) kan waduh. Ini proses politik yang rakyat harus mengerti. Jangan itu ditarik-tarik seolah-olah presidential trheshold 20 persen itu salah," kata Jokowi.

Selain itu, penetapan PT 20 persen menurut Jokowi bukanlah produk dari pemerintah.  "Ini produk demokrasi yang ada di DPR, ini produknya DPR, bukan pemerintah," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, PT sudah menjadi produk demokrasi dan sudah diketok atau disetujui oleh DPR. Kalau ada yang menolak, juga masih bisa mengajukan judicial riview ke Mahkamah Konstitusi. "Dulu ingat, dulu meminta dan mengikuti, kok sekarang jadi berbeda?" kata Jokowi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya