SMRC: Mayoritas Masyarakat Tak Percaya Kebangkitan PKI

Ilustrasi pembakaran lambang Partai Komunis Indonesia (PKI).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Agus Bebeng

VIVA.co.id - Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan, mayoritas masyarakat tidak mempercayai isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia. Secara politik, isu tersebut dianggap tidak penting karena tak dirasakan mayoritas masyarakat.

Cek Fakta: Video PKI Dukung Anies

"86,8 persen masyarakat tidak setuju sekarang sedang terjadi kebangkitan PKI. 12,6 persen setuju dan 0,6 persen tidak menjawab," kata Direktur Program SMRC, Sirojudin Abbas, di kantor SMRC, Jakarta, Jumat, 29 September 2017.

Selain itu, isu kebangkitan PKI bukan dipicu oleh kesenjangan sosial dan wacana mewujudkan keadilan sosial. Selain itu opini tentang kebangkitan PKI cenderung lebih banyak di kalangan muda, perkotaan, terpelajar dan sejumlah daerah tertentu, terutama Banten, Sumatera, dan Jawa Barat.

Keturunan PKI Boleh Masuk TNI, Begini Penjelasan Jenderal Andika Perkasa

"Semua demografi ini beririsan dengan pendukung Prabowo, PKS, dan Gerindra," ujarnya.

Dengan kondisi seperti itu tampak sebuah keanehan yaitu isu kebangkitan PKI tidak muncul secara alamiah. Isu kebangkitan PKI seperti sengaja dibangkitkan dan dimobilisasi.

Mahfud MD Tegaskan Presiden Jokowi Tidak Pernah Meminta Maaf ke PKI

"Harusnya yang lebih tahu bahwa sekarang sedang terjadi kebangkitan PKI lebih banyak di kalangan warga yang lebih senior. Sebab mereka lebih dekat masanya dengan masa PKI hadir di pentas politik nasional (1945-1966) dibanding warga yang lebih junior (produk masa reformasi)," ujarnya.

Dari hasil survei tersebut, Sirojudin menyimpulkan, bahwa opini kebangkitan PKI di masyarakat tidak terjadi secara alamiah, melainkan hasil mobilisasi opini kekuatan politik tertentu.

"Bila keyakinan adanya kebangkitan PKI itu alamiah maka keyakinan itu akan ditemukan secara proporsional di pendukung Prabowo maupun Jokowi, di PKS, Gerinda, dan partai-partai lain juga," katanya.

Survei dilakukan pada tanggal 3-10 September 2017 dengan 1220 responden yang dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling untuk seluruh populasi Indonesia yang telah berumur 17 tahun atau sudah menikah. Dengan tingkat response rate 87 persen, survei ini memiliki margin of error sekitar 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya