- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Fadli Zon menilai, wajar seorang petahana seperti Joko Widodo memiliki elektabilitas di atas bakal calon lainnya menjelang Pemilihan Presiden. Namun, perbandingan elektabilitas survei yang dilakukan sekarang dinilainya tak bisa menjadi acuan.
Bagi Fadli, elektabilitas Jokowi sebagai petahana dengan calon lainnya seperti Prabowo dianggap tak apple to apple. "Karena tidak bisa dibandingkan antara yang sedang menjabat dan belum," kata Fadli di gedung DPR, Jakarta, 2 November 2017.
Ia mengatakan, apalagi saat ini belum dimulai tahapan pencalonan Pilpres 2019. Bagi Fadli, petahana memiliki keuntungan karena bisa melakukan kampanye politik secara struktural melalui program sehari-hari.
"Misalnya meresmikan ini, ground breaking, potong pita, pakai baju apa saja, diliput media ada statistiknya, pakai sepatu hitam, sepatu kets. Itu kan structure political campaign, tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang mau jadi bakal calon," ujar Wakil Ketua DPR tersebut.
Ia meyakini ketika sudah ada sejumlah calon yang resmi maju maka peta elektabilitas akan berubah. Contohnya ketika nanti sudah ditetapkan dua calon presiden Jokowi dan Prabowo di Pilpres 2019. Atau misalnya ketika telah ditetapkan lima hingga sepuluh calon presiden ketika ambang batas presiden diputuskan nol persen.
"Nanti bisa dilihat elektabilitas dari survei itu bermakna, sekarang belum ada maknanya karena bandingkan petahana dengan yang belum jelas calon." (mus)