Kasus Setya Novanto, Golkar Diminta Jangan Senasib Demokrat

Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto, kini tersandung kasus korupsi proyek e-KTP sebagai tersangka.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Direktur Eksekutif Polcomm Institute, Heri Budiyanto, menilai masalah hukum yang menjerat Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto, dalam kasus korupsi pengadaan e-KTP tidak akan berpengaruh secara besar kepada parpol itu.

Setya Novanto Acungkan 2 Jari Saat Nyoblos di Lapas Sukamiskin

Menurutnya, permasalahan hukum yang menjerat Novanto bukan pertama kali dialami oleh Partai Golkar. Sebelumnya mantan Ketua Umum partai Golkar, Akbar Tanjung, pernah berurusan dengan hukum dalam kasus Bulog Gate.

"Mengamati dari tahun 2014 dan sebagian besar partai terkena kasus. Hasil riset Partai Golkar solid menyelesaikan kritis. Lama sekali perseteruan antara Pak Agung Laksono dan ARB (Aburizal Bakrie). Pengaruh negatif, tapi partai Golkar solid dan kasus SN (Setya Novanto) masalah pribadi, maka pengaruh di Golkar tidak terlalu besar di internal," ujar Heri dalam sebuah diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 18 November 2017.

Polisi Didesak Segera Usut Pernyataan Agus Rahardjo Soal Jokowi Stop Kasus e-KTP

Walaupun tidak berpengaruh, namun ia menyarankan agar Partai Golkar mencari solusi atas kasus yang menjerat Ketua DPR tersebut. "Solid, oke. Tapi harus cari solusi. Soalnya tahun depan tahun politik. Momen 2019 dengan kesolidan harus dicarikan solusi," katanya.

Tak hanya dari aspek elektabilitas, Heri menilai kasus Novanto tidak berpengaruh ke partai Golkar jika melihat dinamika di media sosial. "Tidak ada bully masif ke Golkar, tapi bully langsung ke Setya Novanto," ucapnya.

Respon Jokowi Usai Mantan Ketua KPK Agus Rahardjo Dilaporkan ke Bareskrim Polri

Beda dengan Anas

Maka dia menilai, kasus yang menjerat Novanto sebagai ketua umum sebuah partai berbeda dengan kasus hukum yang menjerat ketua umum partai lainnya seperti Lutfhi Hasan Ishaq (LHI) dan Anas Urbaningrum.

"LHI dan Anas itu langsung menyatakan mengundurkan diri karena OTT. Kasus ini (Novanto) kan tidak dan membuat kepercayaan Novanto tidak mau mengundurkan diri," kata Heri. (ren)

Jika tak mengambil sikap dalam internal, Heri memprediksi Golkar akan bernasib sama dengan Partai Demokrat, yang mengalami penurunan elektabilitas paska ketua umumnya tersandung kasus hukum oleh KPK.

"Golkar apa pengen meniru itu? Solid oke, tapi di luar juga. Kalau Golkar diam, maka Golkar akan rugi," katanya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya