Fadli Zon Akui Elektabilitas Jokowi Unggul

Wakil Ketua DPR Fadli Zon.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan

VIVA – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, mengakui elektabilitas Joko Widodo unggul seperti hasil survei yang dirilis Indo Barometer. Namun dia meyakini akan terjadi anomali atau penyimpangan tren elektabilitas menjelang pemilu kelak.

Mahfud MD: Keputusan Sudah Ada, Negara Harus Terus Jalan

"Saat ini Jokowi mungkin bisa menang, tapi saya yakin yang namanya hasil survei ini terjadi anomali, dan saya yakin dalam pilpres 2019, anomali itu akan datang," kata Fadli dalam diskusi pemaparan hasil survei Indo Barometer di Jakarta pada Minggu, 3 Desember 2017.

Perubahan situasi politik, Fadli berpendapat, masih sangat memungkinkan terjadi dalam Pemilu Presiden tahun 2019. Apalagi sistem pemilihan umum mendatang berubah, yaitu pemilu legislatif bersamaan dengan pemilu presiden.

M Taufik Bantah Pendukung Prabowo-Sandi Ikut Serta dalam Aksi 22 Mei

Perubahan sistem pemilu itu, menurutnya, sedikit atau banyak memegaruhi perilaku politik masyarakat Indonesia sehingga berdampak pula pada hasil akhir pemilu presiden. Dia memperkirakan situasi politik akan lebih dinamis ketika pemilu legislatif dan pemilu presiden digelar serentak.

"Karena setiap caleg (calon anggota legislatif) pasti akan mengkampanyekan calon presidennya, dan ini akan mengubah pilihan politik masyarakat," kata Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu.

Sikapi Pemilu 2019, Hayono Isman: Indonesia Dibangun atas SARA

Indo Barometer merilis hasil surveinya tentang potensi Joko Widodo memenangkan lagi Pemilu Presiden pada 2019. Alasannya, berdasarkan survei itu, sebagian besar publik mengaku puas atas kinerja Presiden Joko Widodo. Sebanyak 67.2 persen responden menyatakan puas, 28.5 persen tidak puas, dan hanya 4.3 persen yang tidak menjawab atau tidak tahu.

Menurut survei itu juga, Prabowo Subianto dianggap penantang kuat Jokowi. Namun elektabilitas Jokowi masih mengungguli jauh Prabowo. Jokowi mendapat 44,9 persen dukungan dan Prabowo 13,6 persen.

Tokoh lain yang dianggap layak menjadi alternatif calon presiden, di antaranya Anies Baswedan 4,5 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 3,3 persen, Gatot Nurmantyo 3,2 persen, dan Jusuf Kalla hanya 1 persen. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya