VIVAnews - Hanura yang merupakan partai dengan jumlah perolehan kursi terkecil di parlemen, tak berharap akan mendapat jatah menteri di kabinet layaknya Golkar. Golkar sendiri adalah partai nonkoalisi SBY yang akhirnya memilih bergabung dengan pemerintahan SBY.
"Bagaimanapun, perlu ada pihak-pihak lain yang mengkritisi kebijakan pemerintah guna menyempurnakannya. Jadi, itulah yang menjadi pilihan Hanura," ujar Ketua Umum Hanura, Wiranto di Jakarta, Selasa, 20 Oktober 2009.
Wiranto menyatakan, Hanura memutuskan untuk menyalurkan sikap kritisnya secara konkrit, sehingga tidak sekedar menjadi oposisi yang kegiatannya hanya mengkritisi tanpa solusi nyata. Hanura juga akan mencoba konsisten terhadap perannya sebagai penyeimbang di parlemen.
"Butuh kekuatan kritis agar kebijakan pemerintah dapat berjalan baik. Oleh karena itu, kami akan konsisten melakukan checks and balances," tegas Wiranto.
Ia menambahkan, sikap kritis partainya jangan lantas diartikan sebagai antipemerintah, karena hal itu justru merupakan perwujudan mandat rakyat sekaligus bentuk akuntabilitas publik dari partai kepada konstituennya.
Apabila Hanura beroposisi, maka kemungkinan partai tersebut akan bergabung di blok penyeimbang bersama PDIP dan Gerindra. PDIP baru akan mengumumkan sikap politiknya besok, sementara Gerindra sudah mengambil sikap untuk berada di luar pemerintahan.
"Kita lihat saja nanti," ujar Wiranto menanggapi kemungkinan bergabungnya Hanura dengan PDIP dan Gerindra.
Yang jelas, sebagai kekuatan penyeimbang di luar pemerintah, Hanura berharap agar program pemerintah yang telah dijanjikan dapat berjalan baik di lapangan.
"Tentu masyarakat ingin agar harapan mereka terwujud. Oleh karena itu, langkah pembangunan seratus hari pertama yang direncanakan presiden harus direalisasikan," kata Wiranto mengakhiri perbincangan.
ismoko.widjaya@vivanews.com
Kasus Pemerasan Firli Bahuri Mandek, Kombes Ade Safri: Pasti Tuntas
Kasus dugaan pemerasan terhadap eks Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) dengan tersangka mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mandek.
