LSI Sebut Golkar Hadapi Tiga Ancaman

Massa pendukung Partai Golkar saat kampanye beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA - Lingkaran Survei Indonesia memaparkan tiga ancaman yang akan dihadapi Partai Golkar ke depan. Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan LSI pada 1-14 November 2017 secara nasional.

Pilkada 2020, Demokrat dan Golkar Sepakat Usung 33 Paslon

Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka 1.200 responden yang dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of error survei plus minus 2,9 persen. Sementara riset kualitatif dilakukan pada tanggal 1-13 Desember 2017.

Ancaman pertama, Golkar terancam terlempar ke urutan ketiga atau bahkan keempat urutan partai pemenang Pemilu 2019. Simulasi survei yang dilakukan pada November 2017 memperlihatkan Golkar hanya memperoleh 11,6%, tertinggal dari Partai Gerindra 13% dan PDIP 24,2%.

Ketua Jokowi Mania Masuk Partai Golkar?

"Tren elektabilitas Golkar negatif, sehingga jika tren ini terus berlanjut, bukan hal yang mustahil Golkar bisa terlempar ke urutan 4," kata peneliti LSI Ardian Sopa di Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis, 14 Desember 2017.

Kemudian ancaman kedua, Golkar tidak melahirkan tokoh kaliber kelas berat. Dalam lima calon Presiden 2019 yang paling kuat dan populer, tak satupun tokoh Golkar.

Aburizal Bakrie Dukung Semangat Anak Muda Lalui Pandemi COVID-19

Lima teratas itu yakni Joko Widodo (38,4%), Prabowo Subianto (24,6%), Gatot Nurmantyo (7,5%), Anies Baswedan (4,9%) dan Agus Harimurti Yudhoyono (3,2%).

"Sebagai partai pemenang Pemilu kedua dalam Pemilu terakhir 2014, partai ini gagal melahirkan satu tokoh pun dalam lima capres teratas tersebut," ujar Ardian.

Ancaman ketiga, Golkar tak punya calon wakil presiden di Pemilu 2019. Menurut Ardian, dari beragam latar belakang cawapres seperti dari militer, sipil dan muslim, tak ada nama dari Golkar yang populer.

"Golkar terancam hanya menjadi penyanyi latar untuk Pilpres 2019. Calon presiden bukan dari Golkar, bahkan calon wakil presiden pun tak ada yang berasal dari Golkar," kata Ardian.

Posisi Golkar akhir-akhir ini menjadi sorotan. Salah satu sebab utama adalah karena kasus yang menjerat Setya Novanto.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya