Sepakbola Indonesia dan Jebakan Nostalgia Uni Soviet

Aksi Ramang di duel Indonesia versus Uni Soviet pada Olimpiade 1956 silam
Sumber :
  • FIFA.com

VIVA.co.id – Reformasi terus digaungkan dalam proses pembenahan sepakbola Indonesia. Berbagai program terus diperkenalkan kepada publik.

JK Ingatkan Umat Introspeksi Diri Sambut Ramadhan

Tapi, sampai sekarang belum ada hasil signifikan yang ditunjukkan oleh Indonesia. Memang perlu waktu, dan butuh kesabaran untuk mencapai hasil terbaik.

Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, pun mengungkapkan pendapatnya tentang proses reformasi sepakbola Indonesia saat ini. Menurutnya, upaya yang dilakukan berbagai pihak untuk meningkatkan prestasi sepakbola nasional sudah maksimal.

JK Sebut Pemilu 2024 Terburuk Dalam Sejarah di Indonesia

Hanya saja, JK meminta agar para petinggi sepakbola nasional dan fans tak terjebak dengan nostalgia masa lalu.

JK mengakui Indonesia memiliki segudang prestasi sebelum era 1990-an. Bahkan, pada Olimpiade Melbourne 1956, Indonesia sempat mencatatkan torehan manis.

JK Sebut RI Bayar Cicilan Utang Sampai Rp 1.000 Triliun per Tahun, Ini Respons Sri Mulyani

Mereka mampu menahan imbang tim terbaik dunia saat itu, Uni Soviet, dengan skor imbang tanpa gol. Aksi pemain legendaris Indonesia, Ramang, pun menjadi sorotan.

Dalam duel tersebut, Ramang tampil begitu apik. Memori penampilannya kala menghadapi Soviet akhirnya masuk artikel FIFA yang dirilis pada 26 September 2012 lalu, bertepatan dengan peringatan ke-25 kematiannya.

Judul di artikel tersebut sangat menarik, 'Orang Indonesia yang Jadi Inspirator Puncak Sukses 1950-an'.

Berbagai macam pernik terkait kesuksesan Indonesia menahan Soviet akhirnya menjadi bahan pembicaraan, bahkan hingga sekarang. JK menilai hal ini menjadi salah satu jebakan bagi Indonesia. Sebab, kondisi sepakbola Indonesia di masa tersebut sangat berbeda dengan sekarang.

"Sepakbola kita agak sedih juga. Prestasi terbaik Timnas Indonesia yang dibicarakan itu 60 tahun lalu, saat seri lawan Soviet. Kalau waktu itu kita menang, bisa sampai satu abad dibicarakan," kata JK di kediamannya semalam.

Pria 75 tahun tersebut menyatakan saat ini tantangan memajukan sepakbola Indonesia lebih banyak. Selain sebagai alat prestasi, sepakbola saat ini juga menjadi industri.

Meski begitu, JK yakin sepakbola Indonesia akan bangkit dan menuju arah yang lebih baik. Itu disebabkan oleh dukungan masyarakat terhadap sepakbola nasional.

"Gambarannya begini, dulu kita masih pakai radio ikuti jalannya pertandingan. Sekarang, sudah bisa menonton di televisi. Pengaruh masyarakat itu luar biasa," terang JK. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya