Pisau Bermata Dua Piala Dunia 2018 Berupa Label Unggulan

Para pemain Timnas Jerman di Piala Dunia 2018
Sumber :
  • REUTERS/Kai Pfaffenbach

VIVA – "Paling juga, Spanyol menang lawan Portugal." "Argentina bisa lah menang lawan Islandia." "Jerman juara loh di 2014, pasti menang lawan Meksiko dan Brasil bisa nih bekuk Swiss."

Momen STY Dilempar Telur Kembali Viral Jelang Indonesia vs Korsel, Warganet: Buktikan Coach

Anda tentu sering mendengar prediksi seperti ini jelang keempat negara tersebut melakoni pertandingan perdananya di Piala Dunia 2018.

Wajar jika banyak orang mengeluarkan prediksi itu, mengingat keempat negara yang diperkirakan akan menang di laga perdana, masing-masing berlabel unggulan.

Pemain Jagoan Inggris Persenjatai Diri Rumahnya dengan Perlengkapan 'Kelas Militer' Selama EURO 2024

Tapi, kenyataan tak demikian. Keempat negara tersebut harus gigit jari di laga pertama mereka pada Piala Dunia 2018.

Jerman jadi yang paling tragis nasibnya. Datang dengan status juara bertahan di Piala Dunia 2018, Jerman malah harus kalah saat melawan Meksiko.

Pelatih Timnas Brasil Peringatkan Real Madrid soal Endrick

Padahal, ketika menghadapi El Tri, Jerman tampil begitu superior. Mereka mampu mendikte permainan Meksiko sepanjang 90 menit.

Kekalahan Jerman memperpanjang rekor buruk juara bertahan Piala Dunia dalam pertandingan perdana di dua edisi terakhir.

Ekspresi kecewa dua pemain Timnas Jerman, Julian Brandt (kiri) dan Mario Gomez

Di 2010, Italia datang ke Afrika Selatan dengan status juara bertahan. Hitungan di atas kertas, Italia paling diunggulkan untuk lolos dari Grup F yang berisikan Paraguay, Slovakia, dan Selandia Baru.

Fakta bicara sebaliknya. Italia malah jadi juru kunci. Tak satu pun kemenangan diraih oleh tim Azzurri. Bahkan, saat melawan Selandia Baru, Italia cuma bisa meraih hasil imbang.

Tren buruk juara bertahan berlanjut ke Piala Dunia 2014, Brasil. Spanyol yang digadang-gadang bisa ciptakan sejarah dengan menyabet gelar Piala Dunia secara back to back, malah kesulitan di fase grup.

Mereka sempat dipermalukan habis-habisan oleh Belanda di partai pembuka. Dan pada akhirnya, Spanyol gagal lolos ke fase gugur karena cuma menempati posisi tiga klasemen Grup G.

Entah apa yang terjadi dengan Jerman nanti. Tapi, catatan yang menyelimuti dua juara bertahan sebelumnya, bisa jadi peringatan keras bagi Jerman.

Label Unggulan Jadi Kutukan

Ada dua efek berbeda yang bisa muncul dari label unggulan. Sebuah negara bisa saja terlecut semangatnya untuk membuktikan bahwa label unggulan pantas mereka sandang.

Di sisi lain, label unggulan bisa jadi senjata makan tuan bagi negara-negara yang menyandangnya.

Brasil sudah merasakan hal tersebut. Saat melawan Swiss, Minggu 17 Juni 2018, Brasil terlihat begitu gugup saat bermain.

Mereka boleh saja menguasai pertandingan. Tapi, insting pembunuh Brasil tak kunjung keluar.

Yang ada, para pemain Brasil bingung mau berbuat apa menghadapi sistem pertahanan grendel ala Swiss.

Parahnya, ada beberapa pemain yang sok jago dan memamerkan kelihaian dalam mengolah si kulit bundar. Neymar adalah salah satu pemain yang paling sering mempertontonkan aksi individu.

Saat Brasil gagal menang lawan Swiss, jadilah Neymar sasaran tembak di negaranya. Media-media lokal kompak mengejek Neymar yang beraksi layaknya pemain paling diperlukan.

Neymar di Piala Dunia 2018

"Jelas, hasil imbang lawan Swiss tak membuat kami senang. Kami mau menang. Tapi, kami begitu gugup. Tekanan sangat besar," kata pelatih Brasil, Tite, dilansir situs resmi FIFA.

"Ujungnya, kami tak tajam ketika dapat peluang. Beberapa kans yang bersih, malah terbuang sia-sia," lanjutnya.

Hanya ada beberapa negara raksasa yang jadi unggulan, lolos dari tipu daya partai pembuka Piala Dunia 2018. Prancis, Inggris, dan Belgia, merupakan deretan negara yang bisa keluar dari kesulitan di partai pembuka Piala Dunia 2018. Ketiganya berhasil meraih kemenangan saat melakoni partai perdananya di Piala Dunia edisi ke-21 ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya