- Eurosport
VIVA – Kabar tak sedap datang dari Paris Saint-Germain (PSG). Presiden armada Les Parisiens, Nasser Al-Khelaifi, diduga terlibat kasus suap dalam penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Atletik 2017 dan 2019.
Menurut laporan media Kanada, TSN, Al-Khelaifi yang merupakan Ketua beIN Media Group, diduga terkait dalam kasus suap sebesar 3,5 juta Dollar, atau senilai dengan Rp50,6 miliar, kepada Federasi Atletik Dunia (IAAF) pada pertengahan Mei 2019.
Tak cuma Al-Khelaifi, kasus ini juga disebut melibatkan CEO beIN, Yousef Al-Obaidly, dan mantan Presiden IAAF, Lamine Diack.
Hakim investigasi yang menyelidiki kasus ini, Renaud van Ruymbeke, mencurigai Al-Khelaifi bersama perusahaan yang dimilikinya, Oryx Qatar Sports Investments, membayarkan sejumlah dana tersebut untuk memenangkan Qatar sebagai tuan rumah Kejuaraan Dunia Atletik.
Dana tersebut dibayarkan Oryx Qatar Sports Investments ke perusahaan yang didirikan oleh salah satu putra Diack, Papa Massata Diack, bernama Pamdozi Sports Martketing, pada Oktober 2011. Pembayaran dilakukan beberapa hari sebelum pemungutan suara tuan rumah Kejuaraan Dunia Atletik 2017.
Akhirnya pada 2017, Qatar gagal menjadi tuan rumah setelah dalam pemungutan suara kalah dari London. Qatar kemudian terpilih menjadi tuan rumah kejuaraan ini pada 2019, dan akan digelar mulai 27 September hingga 6 Oktober 2019 di Doha.
Al-Khelaifi merupakan Ketua Qatar Sports Investments (QSi), yang mengambil alih kepemilikan PSG sejak Juni 2011. Pria berusia 45 tahun ini ini kemudian diangkat menjadi Presiden dan CEO PSG pada Oktober di tahun yang sama.
Di bawah kepemimpinannya, PSG menjelma menjadi tim bertabur bintang dan meraih sederet gelar domestik. Enam gelar Ligue 1, empat gelar Piala Prancis, lima gelar Piala Liga Prancis, dan enam gelar Piala Super Prancis, adalah sejumlah gelar yang berhasil diraih PSG di bawah kepemimpinannya.
