Sang Pemuncak Ancam Nodai Debut Benitez di Chelsea

Fernando Torres melewati Vincent Kompany
Sumber :
  • REUTERS/Eddie Keogh

VIVAbola - Rafael Benitez akan memulai tugasnya sebagai manajer Chelsea dengan ujian berat. Di saat Benitez harus memberikan kesan pertama yang membahagiakan sang pemilik klub, Roman Abramovich, Manchester City justru punya kans menghadirkan petaka di Stamford Bridge.

Ya, status The Citizens sebagai pemuncak klasemen sementara Premier League tentu dapat menjadi bukti kualitas tim besutan Roberto Mancini. Hebatnya lagi, pasukan Biru Langit saat ini menjadi satu-satunya tim yang tak pernah merasakan kekalahan hingga pekan ke-12.

Itu belum ditambah dengan fokusnya The Citizens di pentas Premier League setelah dipastikan tersingkir di penyisihan grup Champions League. Totalitas untuk mempertahankan gelar Premier League kini menjadi satu-satunya tujuan Sergio Aguero dan kawan-kawan.

Hikmah dibalik tersingkirnya The Citizens ini juga diakui striker andalan The Citizens, Aguero. "Kami adalah juara bertahan dan mereka berlomba-lomba mengalahkan kami. Klasemen mengatakan kami sulit dikalahkan, duduk di puncak klasemen dan punya pertahanan bagus. Jadi, kami sebenarnya tidak terlalu buruk meski tersingkir di Champions League," kata Aguero.

Yaya Toure Akhirnya Menyerah, Minta Agennya Diam

Sebaliknya, Chelsea tetap harus membangi konsentrasi baik di kompetisi domestik maupun Eropa. Itu belum ditambah dengan serentetan hasil buruk yang dituai Eden Hazard dan kawan-kawan. Dalam tiga pertandingan terakhir, Chelsea gagal meraih kemenangan termasuk saat dijungkalkan Juventus 3-0 yang membuat karir Roberto Di Matteo akhirnya tamat.

Bahkan dalam empat laga terakhir Premier League, Chelsea harus dua kali menelan kekalahan dan dua hasil imbang. Manchester United dan West Bromwich Albion yang mendapat kehormatan sebagai dua tim yang sukses memberikan dua kekalahan bagi Chelsea musim ini. Sedangkan Swansea City dan Liverpool sukses memaksa Chelsea berbagi poin.

Tekanan yang harus dihadapi Benitez tak hanya datang dari luar. Manajer yang sukses memberikan trofi Champions League 2005 kepada Liverpool ini juga mendapat tekanan dari suporter Chelsea sendiri. Suporter The Blues memandang Benitez bukan sosok yang layak menukangi tim kesayangannya.

Kemenangan Harga Mati Benitez Diterima Fans Chelsea


Selain kegagalan di Inter Milan saat menggantikan Jose Mourinho, ucapan Benitez saat masih menukangi Liverpool juga ikut menebarkan kebencian di kalangan suporter Chelsea. Pada 2007, Benitez yang saat itu melatih Liverpool pernah berikrar tak akan melatih The Blues.

"Chelsea sebuah klub besar dengan pemain-pemain fantastis. Tapi saya tidak akan pernah mengambil pekerjaan itu. Bagi saya hanya ada satu klub di Inggris, Liverpool," kata Benitez saat itu.

Namun, Benitez segera menjelaskan maksud ucapannya itu saat diperkenalkan di Chelsea, kemarin. Benitez mengaku ucapannya itu dilakukan untuk menghormati fans Liverpool. "Jika saya seorang fan, saya ingin manajer saya terus bertarung untuk klub saya," kata Benitez.

"Itu bukan tak menghormati fans Chelsea tapi itu ucapan seorang manajer yang ingin mempertahankan timnya. Saya yakin fans di sini juga akan senang melihat saya melakukan hal yang sama," lanjut manajer asal Spanyol itu.

Menghadapi tekanan dari "dalam" itu, mau tak mau Benitez harus memberikan kemenangan bagi Chelsea saat menjamu The Citizens di Stamford Bridge. Hal itu juga diamini mantan manajer Tottenham Hotspur, Harry Redknapp.

"Saya tahu Benitez bukanlah pilihan populer, tapi bola sudah bergulir. Saya selalu mengatakan bahwa fans tidak terlalu peduli siapa manajer timnya, asalkan tim menang dan terus mendapat poin. Anda bisa saja memilih Saddam Hussein sebagai manajer dan jika hasilnya berjalan baik, maka fans akan meneriakkan namanya," kata Redknapp kepada The Sun.

"Benitez harus memulainya dengan mengalahkan Manchester City. Jika dia bisa melakukannya, ini akan menjadi cerita yang berbeda," lanjut Redknapp.

Faktor Benitez Jadi Momentum Kebangkitan Chelsea

Meski calon lawan tengah limbung, namun Manchester City tak ingin terlena. Kubu Citizens bahkan merasa lebih was-was dengan pergantian pelatih di klub London Barat itu. Mancini justru menilai pencopotan Di Matteo dan ditunjukkan Benitez sebagai manajer baru dapat menjadi faktor kebangkitan The Blues.

"Pergantian manajer terkadang membuat pertandingan menjadi lebih sulit dan juga perlu diingat mereka (Chelsea) tahun lalu menjadi jawara di Champions League," kata Mancini.

Senada dengan sang manajer, bek The Citizens, Pablo Zabaleta juga merasa khawatir dengan penunjukkan Benitez. Kehadiran Benitez dianggap bek asal Argentina itu sebagai momentum kembalinya semangat tempur John Terry dan kawan-kawan.

"Sekarang mereka punya manajer baru yakni Rafa Benitez. Ketika mereka berada di momen seperti ini, mungkin mereka memang terlihat mudah untuk dilawan. Tapi, seorang manajer baru dapat membuat pemain tua segar kembali," kata Zabaleta.

Selain itu, pengalaman Benitez selama enam tahun menukangi Liverpool tentu dapat menjadi catatan khusus bagi sosok pelatih 52 tahun ini. "Benitez punya pengalaman di pentas Premier League jadi nanti akan menjadi pertandingan yang sangat sulit bagi kami," lanjut Zabaleta.

Head to Head Chelsea Versus Manchester City

Dalam empat pertemuan terakhir di pentas Premier League, faktor kandang tampaknya punya pengaruh besar. Terbukti Chelsea dan ManCity sama-sama meraih dua kemenangan saat berstatus sebagai tuan rumah.

Dalam catatan sejarah pertemuan, Si Biru lebih unggul dari Si Biru Langit. Dari total 142 pertemuan, Chelsea berhasil mencatat 59 kemenangan, 47 kekalahan dan 36 laga berakhir dengan skor imbang.

Dalam 12 pertandingan Premier League musim ini, Manchester City menjadi tim dengan selisih gol terbaik. Pasukan Roberto Mancini berhasil mencetak 25 gol dan baru kebobolan 10 gol. Sedangkan Chelsea menduduki posisi ketiga di bawah Manchester United dengan mencetak 24 gol dan kemasukan 13 gol.

Selisih gol itu juga menggambarkan tiga klasemen teratas Premier League saat ini di mana The Citizens masih kokoh di puncak klasemen dengan torehan 28 poin. Sedangkan MU dengan 27 poin dan baru diikuti Chelsea dengan 24 poin.

Dalam dua musim terakhir, Chelsea berhasil mencetak tujuh gol ke gawang ManCity (5 gol di Premier League dan dua di Community Shield). Tujuh gol itu dicetak oleh tujuh pemain berbeda. Sedangkan dalam periode yang sama, The Citizens berhasil mencetak enam gol lewat lima pemain berbeda. Samir Nasri menjadi pemain yang berhasil mencetak dua gol.

Sebagai tambahan, 11 pemain Chelsea telah sukses mencetak gol di pentas Premier League dengan Fernando Torres dan Juan Mata dengan koleksi terbanyak masing-masing empat gol. Sedangkan 10 pemain ManCity telah sukses mencetak gol dengan Carlos Tevez dan Edin Dzeko dengan gol terbanyak masing-masing enam gol. Baru diikuti Sergio Aguero dengan lima gol.

Nah, melihat beberapa fakta di atas tentu sangat logis jika bigmatch Premier League ini akan menduduki rangking teratas untuk menyedot perhatian penonton. Siapa yang akan menjadi pemenang, semua baru akan terjawab setelah peluit tanda berakhirnya pertandingan dibunyikan. (sj)

Eks bos Chelsea Guus Hiddink

Bertemu Conte, Hiddink Minta Saran soal Inter Milan?

Pemilik baru Inter Milan menginginkan Hiddink jadi bos sementara.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016