Ketika Perhatian Dunia Tertuju pada Tahiti

Timnas Tahiti
Sumber :
  • REUTERS/Marcos Brindicci
VIVAbola -
FOTO: Uruguay Hancurkan Tahiti 8-0
Tim nasional Tahiti cuma dipandang sebelah mata sebelum Piala Konfederasi 2013 dimulai. Dan terbukti, tim berjuluk Toa Aito itu gagal total di turnamen empat tahunan tersebut. Namun, mereka ternyata mampu membuat dunia terkesan. Apa yang sebenarnya terjadi?

Dulu Pemandu Wisata Fernando Torres, Kini Jadi Pemain Tahiti

Jika menilai dari segi performa, Tahiti jelas gagal bersaing dengan negara lainnya di Grup B, yaitu sang juara dunia, Spanyol, juara Copa America, Uruguay dan juara Afrika, Nigeria.
VIDEO: Pemain Pelapis Uruguay Hancurkan Tahiti 8-0


Hanya memiliki satu pemain yang tampil di level profesional, Tahiti hancur di tiga laga. Mereka dibantai 1-6 oleh Nigeria di laga pembuka, lalu dipermalukan 0-10 dan 0-8 oleh Spanyol dan Uruguay.

Selisih gol yang diraih tim asukan Eddy Etaeta itu pun tercatat menjadi yang terburuk sepanjang sejarah kompetisi besar. Mereka kebobolan 24 kali dan hanya melesakkan satu gol.


Tapi, ada pelajaran penting yang dipetik oleh seluruh pecinta sepakbola dunia. Permainan ngotot, tak kenal lelah mengincar gol, dan habis-habisan dalam bertahan membuat banyak orang menaruh hormat pada juara Oseania tersebut.


Hampir di seluruh laga, publik yang memadati stadion selalu memberikan dukungan pada Tahiti baik dengan sorak-sorai maupun tepuk tangan. Nada kekecewaan juga kerap terdengar saat pilar-pilar Toa Aito gagal mencetak gol.


Sambutan hangat publik Brasil sangat dirasakan oleh Tahiti, yang notabene anak baru di kompetisi kelas dunia seperti ini. Hal itu dibalas dengan permainan tak kenal lelah di lapangan. Satu hal lagi dilakukan pemain-pemain Tahiti untuk membalas kebaikan publik Negeri Samba. Dan kali ini cukup unik.


Usai menjalani laga terakhir melawan Uruguay, Senin 24 Juni 2013 dinihari WIB, para pemain membentangkan spanduk besar bertuliskan "Obrigado Brasil" atau yang berarti terima kasih Brasil.


Hal itu langsung dibalas sambutan meriah dari 22.047 suporter yang memadati seluruh sudut Arena Pernambuco yang terletak di provinsi Recife, yang tak henti-henti memberikan dukungan selama 90 menit laga.


Permainan bak gladiator yang ditunjukan Tahiti patut menjadi contoh untuk tim besar agar tidak menyerah sebelum peluit panjang. Meski gagal membuat banyak peluang, sikap itu selalu terlihat dalam pemainan Tahiti.


Banjir Pujian


Timnas Tahiti


Karena kerja keras mereka, Tahiti pun banjir pujian. Adalah bomber Spanyol, Fernando Torres dan pelatih Vicente del Bosque yang mengaku kagum dengan negara yang menduduki rangking 138 FIFA tersebut.


"Tahiti bermain dengan 100 persen gairah dan
fairplay
hingga usai. Mereka coba bermain dengan nyaman dan menikmati laga. Mereka tidak berusaha menghentikan permainan dan menendang pemain," kata Torres.


"Kita harus mengambil hal positif dari pertandingan lawan Tahiti. Kami main dengan intensitas seperti biasanya dan Tahiti menghormatinya. Begitulah semangat sportivitas. Spanyol dan Tahiti telah menunjukkan hal yang bagus dalam sepakbola," ucap Del Bosque.


Kisah Torres dan Pemandu Wisata Tahiti


Fernando Torres (kanan) dan Efraín Araneda


Tahiti boleh saja menjadi bulan-bulanan tim lawan saat tampil di Piala Konfederasi. Namun, bagi salah seorang pemainnya, Efrain Araneda, kesempatan tampil pada pemanasan Piala Dunia 2014 itu telah membuat mimpinya menjadi kenyataan.


Araneda berhasil mewujudkan impian bertemu kembali dengan Fernando Torres yang telah dipendam selama 6 tahun. Kisah Araneda bermula saat Torres berbulan madu ke salah satu tempat wisata di Tahiti pada 2007 lalu. Saat itu, Araneda yang bekerja sebagai pemandu wisata ditugaskan untuk menyambut kedatangan Torres di bandara.


Enam tahun berlalu, Araneda mendapat kesempatan untuk mengulangi pertemuan tersebut di Piala Konfederasi 2013. Namun, kali ini, Araneda tidak lagi hadir sebagai pemandu wisata, melainkan pemain timnas Tahiti.


Usai pertandingan, Araneda meminta izin kepada Del Bosque, untuk memasuki ruang ganti timnya. Setelah mendapat lampu hijau, Araneda menemui Torres dan memintanya bertukar kostum. Permintaan ini pun disambut dengan baik oleh Torres. Mereka juga tak lupa berfoto bersama.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya