Madrid yang Sial dan Dongeng Leicester Bersama Pembunuh Naga

Striker Leicester City Islam Slimani menjebol gawang Porto di LIga Champions
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Laga kedua di babak penyisihan grup Liga Champions memberikan kisah yang berbeda bagi Real Madrid dan Leicester City, Rabu 28 September 2016 dini hari WIB. Madrid kembali sial dengan jersey berwarna kuning, sedangkan Leicester melanjutkan dongeng manisnya di kancah Eropa.

Mikel Arteta Menolak Panik, Yakin Arsenal Bakal Bangkit

Madrid yang berstatuskan juara bertahan harus rela melewati tiga laga terakhirnya tanpa kemenangan. Madrid dipaksa pulang dengan raihan satu poin saja dari markas Borussia Dortmund, usai bermain imbang 2-2.

Los Blancos berhasil unggul lebih dulu lewat gol Cristiano Ronaldo, namun kemudian berhasil disamakan oleh Pierre-Emerick Aubameyang. Raphael Varane berhasil membawa Madrid kembali memimpin, namun gol Andre Schuerrle memaksa Madrid pulang dengan hasil seri.

Liverpool Tersingkir dari Liga Europa Saat Bayer Leverkusen Melaju ke Semifinal

Gelandang Madrid, James Rodriguez, menilai seharusnya Madrid bisa mengakhiri laga dengan kemenangan. Walaupun, dia menyadari bila Dortmund memang lawan yang cukup menyulitkan bagi tim asuhan Zinedine Zidane ini.

"Saya pikir kami layak menang dan tidak beruntung sehingga kebobolan gol di akhir. Tapi kami sudah memperlihatkan hal positif dan sempat tampil dengan nyaman di tempat tak mudah karena di sini Dortmund selalu main dengan baik. Mereka adalah lawan yang sulit, jalan masih panjang, dan kami harus terus maju," kata James di situs resmi Madrid.

5 Klub Sepakbola yang Sering Tampil di Final Liga Champions, Real Madrid Teratas?

Hasil imbang ini membuat Madrid dan Dortmund sama-sama mengoleksi empat poin dari dua laga yang dilakoni. Sementara itu, kiper Keylor Navas mengaku pasrah bila jadi kambing hitam atas kekalahan Madrid karena blunder atas gol pertama.

"Tim kami masuk dalam sebuah keadaan di mana kami harus bekerja keras saat terjadinya gol pertama, dan saya membuat kesalahan yang membuat kami terkejut," kata Navas kepada Soccerway.

"Saya membuat keputusan yang salah dan dibayar oleh gol dari lawan. Kami akan belajar agar kesalahan seperti ini tak terulang lagi. Mentalitas saya tak berubah dan akan berlatih lebih keras lagi, untuk siapa yang akan diturunkan menjadi kiper, itu keputusan pelatih," lanjutnya.

Kuning Jadi Warna Sial

Hasil imbang yang diraih Real Madrid, menjadi yang ketiga mereka dapatkan dalam tiga laga terakhirnya. Sebelumnya, Los Blancos harus bermain imbang 2-2 dengan Las Palmas dan 1-1 lawan Villarreal di ajang La Liga.

Walau meraih hasil imbang, Zinedine Zidane mengaku senang dengan permainan anak asuhnya yang sudah mulai membaik. Dia juga menyadari Signal Iduna Park memang tempat yang sulit bagi tim manapun untuk bertanding melawan Dortmund.

"Saya pikir di babak pertama kami sedikit kesulitan karena mereka menekan kami dan kami tahu ini adalah tempat sulit melawan sebuah tim bagus, tapi saya bangga melihat gaya bermain kami. Semua terasa komplet tapi sayang ini pertandingan ketiga beruntun kami bermain imbang," ujar Zidane dilansir Reuters.

Hasil imbang dari tiga laga terakhir Madrid, secara kebetulan seluruh lawannya memakai seragam berkaus kuning. Menariknya, Madrid akan menjamu Eibar pada akhir pekan ini di Santiago Bernabeu dalam laga lanjutan La Liga, yang juga memiliki jersey kedua berwarna kuning.

Sementara itu, pelatih Thomas Tuchel, menegaskan bila Borussia Dortmund seharusnya masih bisa tampil lebih baik. Walaupun, dia memuji penampilan anak asuhnya yang mampu bangkit setelah ketinggalan dua kali lebih dahulu.

"Kami tak sepenuhnya senang karena kami merasa kami bisa tampil lebih baik," ujar Tuchel, seperti dilansir dari Bild.

"Ini tidak terasa seperti kemenangan karena kami hanya menyamakan kedudukan di akhir laga. Mungkin ada sesuatu lebih di dalam kami. Tapi kami senang bisa mendapatkan satu poin. Saya pikir ini hasil imbang yang pantas,” sambungnya.

Tercatat Dortmund membuat 11 percobaan sepanjang 90 menit pertandingan dengan tujuh tendangan ke arah gawang dan empat melebar. Bukti kalau sejumlah peluang kerap disia-siakan, hal itu yang sangat disesalkan oleh Tuchel.

"Kami pantas mendapatkan keunggulan di babak pertama, tapi entah bagaimana kami gagal. Kami seharusnya mencetak lebih banyak gol di babak pertama," kata Tuchel.

"Kami kehilangan sedikit kontrol setelah jeda. Kami juga sedikit depresi di jeda karena hasilnya 1-1. Madrid mendapat percaya diri dan kami menderita. Sulit untuk kembali dari defisit dan lebih sulit bangkit untuk kedua kalinya. Karena itu saya puas," tambahnya.

Leicester dan Si Pembunuh Naga

Dongeng Leicester City di Liga Champions berlanjut dengan manis, dengan kembali meraup kemenangan. Usai menggasak Club Brugge di laga perdana Grup G dengan skor 3-0, kini mereka kembali meraih poin sempurna atas FC Porto.

The Foxes menang dengan skor 1-0 atas Porto di King Power Stadium, Rabu 28 September 2016 dini hari WIB. Meski berstatus anak baru, sang juara Premier League ternyata sudah mencatatkan rekor luar biasa.

Menurut Opta, Leicester menjadi klub Inggris pertama yang berhasil menang di dua laga beruntun fase grup Liga Champions. Artinya, prestasi Leicester sudah lebih baik dari tim-tim tradisional seperti Manchester United, Liverpool, Arsenal, Chelsea, atau Manchester City.

Hasil apik atas Porto tersebut, tak lepas dari perfoma gemilang Islam Slimani yang menjadi penentu kemenangan. Gol tersebut membuat Slimani tetap bisa menjadi 'Si Pembunuh Naga' walau sudah berkostum Leicester.

Saat masih berkostum Sporting Lisbon, Slimani dijuluki 'Si Pembunuh Naga' oleh suporter Sporting. Dia mendapatkan julukan tersebut karena rajin membobol gawang Porto, tim yang memiliki julukan Dragoes atau 'Si Naga'.

Selama tiga musim berkostum Sporting, Slimani enam kali menghadapi Porto dan mencetak enam gol dan lima gol di antaranya tercipta pada tahun ini. Sedangkan dengan Leicester, dia sudah mencetak tiga gol dalam empat pertandingan bersama Leicester, dan ketiganya berasal dari sundulan.

"Saya sangat percaya dengan Slimani karena dia sering mencetak gol melawan Porto ketika dia bermain di Sporting Lisbon. Saya juga berbicara pada Riyad dan Islam mengenai membuat sesuatu yang bagus dipertandingan tersebut," pelatih Leicester, Claudio Ranieri.

"Kami bermain sangat baik. Porto tampil menyerang dengan pemain-pemain berkualitas. Tapi kami menguasai lapangan," sambungnya, dilansir Sky Sports.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya