Ketika Sinar Leicester Lebih Terang di Eropa

Pemain Leicester City rayakan gol.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id - Perjalanan Leicester City di Liga Champions musim ini, masih berjalan cukup sempurna dengan belum terkalahkan di fase grup. Tim berjuluk The Foxes tersebut kian melanjutkan dongeng manis di ranah Eropa.

5 Fakta Mengerikan Jelang Duel Brighton vs Manchester City di Premier League

Leicester berhasil meraih kemenangan ketiga mereka di babak penyisihan Grup G, dengan mengalahkan Kopenhagen lewat skor 1-0 di King Power Stadium pada Rabu 19 Oktober 2016 dini hari WIB. Hasil tersebut membawa Leicester ke puncak klasemen dengan raihan 9 poin.

Capaian tersebut membuat peluang tim asuhan Claudio Ranieri tersebut ke babak 16 besar makin terlihat.  Hebatnya lagi, jawara Premier League musim lalu tersebut menjadi tim yang belum pernah kebobolan di Grup G.

5 Fakta Menarik Arsenal Usai Pesta Gol ke Gawang Chelsea di Premier League

Sang manajer, Claudio Ranieri merasa bangga dengan pencapaian anak asuhnya kali ini. Mereka menjadi satu-satunya tim asal Inggris yang sukses mencatatkan tiga kemenangan beruntun di kompetisi paling bergengsi di benua Eropa tersebut.

"Kami cerdas dan fokus dalam setiap situasi. Kami dalam posisi yang baik. Takdir ada di tangan kita sendiri, dan kami ingin terus seperti ini," kata Ranieri, di situs resmi Leicester.

Prediksi Pertandingan Premier League: Brighton vs Manchester City

Riyad Mahrez  merasa yakin timnya mampu tembus ke babak selanjutnya untuk bersaing lebih jauh pada kompetisi memperebutkan Si Kuping Besar. Meskipun, Leicester harus tampil konsisten di tiga laga berikutnya.

"Kemenangan kali ini sangat penting bagi kami. Kami punya sembilan poin. Kami yakin bisa lolos ke babak 16 besar," kata Mahrez, dilansir ESPN.

Meskipun perjalanan menuju babak 16 besar masih terbilang jauh. Akan tetapi, mereka sudah mencatatkan sejarah baru di dengan menjadi tim salah satu dari lima klub yang sukses mencatatkan tiga kemenangan beruntun di Liga Champions.

Sebagaimana dilansir Opta, tim pertama yang mencatatkan torehan tersebut adalah AC Milan pada musim 1992/1993. Kemudian ada Paris Saint-Germain di musim 1994/1995, dan musim berikutnya ada Juventus serta yang terakhir adalah Malaga pada 2012/2013.

Redup di Premier League

Menjadi sebuah ironi ketika penampilan manis Leicester di Liga Champions, berbanding terbalik dengan di liga domestik. Sang juara bertahan ini tampil cukup inkonsisten dari delapan pertandingan yang sudah dilakoni di Premier League.

Hingga pekan ke-8 Premier League, Jamie Vardy dan kawan-kawan berada di posisi 13 dengan raihan 8 poin. Manajer Claudio Ranieri, sebelumnya mengakui bila fokus pasukannya saat ini lebih kepada Liga Champions.

"Dalam momen ini, Liga Champions adalah prioritas. Di Premier League, kami harus aman pada akhirnya, tapi ada banyak pertandingan tersisa. Liga Champions adalah tentang 'saat ini', apakah bulan depan kami di fase knockout atau kami tersingkir," ujar Ranieri dilansir Mirror.

Usai menorehkan kemenangan ketiga di babak penyisihan Grup G Liga Champions, Ranieri menilai hal tersebut dikarenakan faktor psikologis. Sebab banyak hal yang harus dikeluarkan saat bertarung di kompetisi Eropa.

"Ini masalah psikologi. Saat main di Liga Champions, mereka berubah menjadi lebih pintar dan fokus. Lebih banyak energi fisik dan mental yang dikeluarkan di Liga Champions. Kalian harus membayarnya karena kondisinya menurun. Itu normal," ujar Ranieri, seperti dilansir Soccerway.

Walau begitu, manajer asal Italia tersebut berharap situasi yang dialami Leicester tak berlanjut. Dia meminta agar para pemainnya segera fokus menghadapi persaingan di Premier League.

"Kami harus ubah situasi ini karena Premier League saat ini jadi hal yang penting. Prioritasnya adalah Premier League. Namun, Liga Champions juga menjadi salah satu fokus, karena dalam satu bulan kami sudah melakoni tiga laga. Pilihannya antara bertahan atau tersingkir," kata manajer berusia 64 tahun ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya