Setelah 20 Tahun, Wenger Terancam Pergi Membawa Luka

Manajer Arsenal, Arsene Wenger
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Sudah 20 tahun Arsene Wenger membangun Arsenal. Sebelum laga lawan Bayern Munich, Wenger mungkin bisa jadi nama penting dalam buku sejarah Arsenal jika memutuskan pensiun. Sekalipun sudah lebih dari satu dekade, dia belum bisa lagi memberi titel juara Premier League.

Leandro Trossard Menyela Ben White dengan Tegas, Akhiri Perdebatan Tentang Bintang Arsenal

Arsenal kalah 1-5 dari Bayern Munich di Liga Champions, pada Kamis dini hari 16 Februari 2017. Kekalahan memalukan dengan skor serupa, juga didapat Arsenal saat menghadapi Bayern Munich di fase grup Liga Champions musim lalu. Tapi, bukan skor yang jadi sorotan.

Kekalahan, itu tidak tampak bagai petir yang datang tiba-tiba di tengah hari cerah. Sudah tiga kali sebelumnya dalam lima musim terakhir, Arsenal disingkirkan oleh tim yang sama dari putaran 16 besar. Musim ini terancam jadi yang keempat kalinya.

Pengakuan Pochettino Usai Chelsea Dibantai Arsenal

Masih ada leg kedua di Emirates Stadium, tapi sulit untuk yakin Arsenal bisa berbalik jadi pemenang. Dilansir dari Mirror, suporter the Gunners dilaporkan berbondong-bondong berusaha mengembalikan tiket leg kedua. Mereka yakin Arsenal sudah kalah, tidak ada jalan untuk bangkit.

Kritik dan kecaman dengan konsisten muncul setiap tahun, dengan ketidakpuasan suporter atas performa tim, juga karena tidak adanya pemain top yang dibeli Arsenal. Belum ada pengganti legenda seperti Ian Wright, Dennis Bergkamp, atau Thierry Henry.

5 Fakta Menarik Arsenal Usai Pesta Gol ke Gawang Chelsea di Premier League

Tapi, kekalahan dari Bayern kali ini, menjadi pukulan terkuat. Bagai guncangan yang bisa membuat puncak gunung es runtuh, berpotensi menjadi noda yang menutupi sederet pencapaiannya selama dua dekade.

Pencapaian Wenger

Arsenal membuat media-media Inggris terhenyak, saat mengumumkan penunjukkan Arsene Wenger sebagai manajer baru, pada September 1996. Koran-koran Inggris menulis judul hampir senada, kira-kira berbunyi: "Arsene siapa?"

Wenger melakukan banyak perubahan, mulai dari pola diet, hingga metode latihan. Dia menyajikan gaya permainan menyerang atraktif, yang mempengaruhi sepakbola Inggris. Wenger juga mengantarkan Arsenal pindah dari Highbury ke Emirates.

Utang membuat Arsenal harus sangat ketat dalam pengeluaran, terutama pembelian dan gaji pemain. Situasi sulit dilalui Wenger dengan gemilang, Arsenal bagai mengalami lompatan di berbagai hal, mulai dari profesionalitas hingga kultur.

Selama 20 musim, Arsenal tidak pernah finis di luar posisi empat besar. Tiga kali juara Premier League, enam kali runner up, lima kali di posisi tiga, dan enam kali di peringkat empat. Arsenal meraih performa top, memiliki banyak pemain top, di tengah keterbatasan finansial.

Tony Adams, Robert Pires, Patrick Vieira, David Seaman, Nwanko Kanu, Marc Overmars, Sol Campbell, Nicolas Anelka. Masih banyak nama yang belum disebutkan. Ada lebih dari 50 pemain Arsenal yang pernah mewarnai sepakbola dunia, dengan kehebatan yang mereka miliki.

Mereka adalah prasasti kehebatan Wenger dalam mencari, melihat, mengasah, dan mengombinasikan talenta pemain dalam timnya. Wenger seolah telah kehilangan pesonanya, dalam beberapa tahun terakhir.

Kegagalan transfer

Pada 2013 CEO Arsenal Ivan Gazidis mengklaim, untuk bersaing di level tim elite seperti Bayern Munich, Arsenal masih butuh waktu. Selama bertahun-tahun, Arsenal sukses dengan argumen keterbatasan finansial akibat utang dari pembangunan stadion baru.

Kenyataannya, dana besar pun tak banyak berarti. Dilansir dari Independent, Arsenal sudah mengeluarkan lebih dari £146,4 juta sejak musim panas 2014, untuk mendatangkan Alexis Sanchez, Mesut Oezil, Shkodran Mustafi, dan Granit Xhaka.

Bahkan sebagian besarnya, yaitu sekitar £90 juta dihabiskan hanya pada musim panas 2016. Pengeluaran lebih besar, tidak tercermin dengan peningkatan performa. Terungkap, bagaimana kegagalan demi kegagalan, ternyata dialami Arsenal dalam proses transfer.

Musim panas 2013, Real Madrid bersedia melepas Gonzalo Higuain ke Arsenal, dengan nilai transfer £23 juta saja. Batal karena dianggap terlalu mahal. Higuain kemudian dimiliki Napoli, dan menjualnya dengan harga lebih dari tiga kali lipat ke Juventus, musim panas 2016.

Ada sederet nama lain, yang juga lepas dari genggaman Arsenal, karena alasan yang konyol. Keputusan transfer paling buruk terbaru, adalah kegagalan mendatangkan N'Golo Kante dari Leicester City. Chelsea membeli Kante dengan harga £32 juta, yang dianggap terlalu mahal oleh Wenger.

Wenger justru mendatangkan Granit Xhaka dengan nilai transer £35 juta. Musim ini, Xhaka beberapa kali mencederai Arsenal karena performa buruk. Sementara, Kante bahkan diakui Wenger menjadi kunci kesuksesan Chelsea musim ini.

Masalah lebih dari sekadar penyesalan yang terlambat, bukan juga sikap pelit pemilik klub untuk transfer. Tapi, menggambarkan buruknya keputusan transfer Wenger. Dia kini tampak tidak lagi jeli, dalam melihat kualitas pemain.

..berikutnya, Wenger naif dan arogan

Wenger naif dan arogan

Dikutip dari Sports Mail, jurnalis Inggris Piers Morgan menyebut Wenger naif, begitu pun suporter Arsenal. Morgan yang juga suporter the Gunners, mengatakan Arsenal sudah seperti klub medioker, selalu kesulitan melawan tim-tim besar.

Tudingan naif juga datang dari mantan bek Manchester United Gary Neville. Dia menyorot bagaimana Wenger keras kepala, tidak mau membeli pemain di posisi yang sangat dibutuhkan, seperti gelandang bertahan. "Anda membeli Mikel Arteta, merubah posisinya jadi pemain tengah," kata Neville.

"Thomas Rosicky dibeli sebagai pemain sayap, dan Anda merubah dia menjadi pemain tengah. Aaron Ramsey dimainkan sebagai gelandang, walau dia seorang pemain sayap," ujarnya. Sebagai catatan, kehebatan Ramsey sebagai pemain sayap, terbukti bersama Wales di Piala Eropa 2016.

Bukan hanya naif, Neville juga menyebut Wenger arogan, merujuk serangkaian eror yang sudah dilakukannya. Tindakan Wenger memaksakan kehendak, walau timnya selalu menderita kekalahan, disebut merupakan gambaran yang jelas tentang naif dan arogannya Wenger.

Jelang laga lawan Bayern Munich, Kamis dini hari, Wenger bersikeras menurunkan David Ospina, walau mendapat banyak kritik. Di pertandingan besar lawan raksasa Bundesliga, dia tidak menurunkan kiper nomor satunya, Petr Cech. Hasilnya, adalah kalah dengan skor 1-5.

Arsenal sudah empat kali dalam lima musim, bertemu Bayern Munich di Liga Champions. Musim ini yang kelima kalinya, dan Wenger tidak terlihat belajar dari kesalahan, baik dalam pemilihan pemain yang diturunkan, serta strategi permainan yang diterapkan.

Menunggu suporter sadar dari mimpi

Morgan menyerukan suporter Arsenal untuk bangun dari tidur. Selama bertahun-tahun Arsenal tidak mendapat tekanan yang cukup, untuk melakukan perubahan yang dibutuhkan. Emirates selalu penuh dengan penonton, jumlah suporter tidak pernah berkurang.

Sedikit berbeda musim ini, dengan adanya laporan tentang pengembalian tiket, untuk laga leg kedua lawan Bayern. Jika berkembang jadi aksi lebih besar, seperti boikot pertandingan di Premier League, jelas merupakan pukulan keras bagi para petinggi Arsenal.

Situasi yang lebih buruk, adalah terus berkurangnya kepercayaan, dan harapan suporter pada Arsenal. Jelas mencederai kerja keras Wenger selama 20 tahun, untuk membangun kepercayaan dan loyalitas suporter pada klub.

Beberapa kali musim ini, Wenger mengeluarkan jawaban sama, terkait masalah kontraknya yang habis pada akhir musim. Dia akan mengambil keputusan, berdasarkan kemampuan Arsenal bersaing dalam perebutan trofi di bawah kepemimpinannya.

Wenger bakal hengkang membawa luka, jika memutuskan tidak memperpanjang kontrak, dan meninggalkan Arsenal dalam kondisi hancur. Memutuskan bertahan, juga diragukan bisa memberi dampak positif bagi Arsenal, yang terancam kehilangan beberapa pemain bintangnya.

Alexis Sanchez, yang jadi pemain terpenting Arsenal musim ini, sudah memberikan tanda-tanda hilang kepercayaan. Kontraknya habis pada 2018, dan belum mau memperpanjangnya. Performa buruk, membuat Arsenal semakin kekurangan daya tawar, dalam meyakinkan Sanchez untuk bertahan musim depan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya