Debut Minor Luis Milla di Timnas Indonesia U-22

Pemain Timnas Indonesia U-22, Febri Haryadi (kiri).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Timnas U-22 menelan pil pahit setelah takluk dari Myanmar dalam laga ujicoba, Selasa 21 Maret 2017. Di laga tersebut, Garuda Muda kalah dengan skor 1-3.

Jepang Vs Myanmar, Moriyasu Andalkan Pemain J League

Skuat Garuda Muda membawa tekanan besar sebelum menghadapi Myanmar. Ya, sebelumnya mereka dituntut oleh Ketua Umum PSSI (Edy Rahmayadi). Dia meminta Timnas U-22 setidaknya menang dengan skor 3-0. 

"Lawan Myanmar harus menang, tidak ada cerita kalah, minimal menang 3-0," tegas pria yang juga menjabat sebagai Panglima Kostrad tersebut.

Klasemen Sepakbola SEA Games 2023: Timnas Indonesia U-22 Kokoh di Puncak

Bermain di Stadion Pakansari, Indonesia tertekan sejak menit awal laga. Peluang perdana didapatkan oleh Myanmar di menit ke-13 melalui Kyaw Ko Ko. Sayang sepakannya tidak menemui sasaran. 

Indonesia merespons di menit ke-17 melalui Febri Haryadi. Dia menyisir sisi kiri pertahanan Myanmar, namun tendangannya masih sedikit melambung. Skor kedua tim masih imbang tanpa gol. 

Ramadhan Sananta Mau Terus Sumbang Gol untuk Indonesia U-22

Garuda Muda akhirnya unggul lebih dulu di menit ke-22 setelah Ahmad Nur Hardianto sukses memanfaatkan umpan manis dari Saddil Ramdani. Tidak butuh waktu lama, tim tamu menyeimbangkan kedudukan di menit ke-35 melalui Maung Lwin. 

Memasuki babak kedua, Myanmar tampil lebih trengginas. Dua gol tambahan tercipta masing-masing diciptakan oleh Kyaw Ko Ko (67') dan Si Aung Thu (91'). Skor 3-1 untuk keunggulan Myanmar bertahan hingga peluit panjang dibunyikan. 

Menurut Eks bek tim nasional (timnas) Primavera, Supriyono, hasil tersebut cukup mengecewakan. "Kalo dilihat dari hasil kami kalah 1-3 dan tidak puas. Mereka sebenarnya main bagus di babak pertama," kata Supriyono ketika dihubungi oleh Viva.co.id. 

Selanjutnya... penyebab kekalahan

Penyebab Kekalahan Timnas U-22  

Kekalahan ini menjadi tamparan bagi Luis Milla mengingat laga tersebut menjadi laga perdananya bersama skuat Indonesia. Bagi Milla, kekalahan disebabkan oleh pengalaman minim dari pemainnya. 

Seperti yang diketahui laga menghadapi Myanmar, skuat Garuda Muda menurunkan pemain Timnas U-22, sedangkan Myanmar menurunkan pemain seniornya. 

"Kami sempat bermain bagus di babak pertama. Kemudian, ada penurunan di paruh kedua. Myanmar tampil bagus di babak kedua. Mereka didukung pemain senior yang berpengalaman. Myanmar layak menang," kata Luis Milla. 

Hal ini diamini oleh Supriyono. Menurutnya skuat Garuda Muda di babak kedua sulit menerapkan skema yang diinginakan sang pelatih. "Di babak kedua pemain yang masuk seperti Ezra Wallian, Evan Dimas dan Paulo Sitanggang tidak menerapkan dengan baik apa yang diinginkan Luis. Babak pertama mereka lebih baik," kata Supriyono. 

Dalam laga tersebut filosofi tiki-taka Luis Milla jadi hal yang ditunggu. Permainan cepat dan mengandalkan umpan-umpan pendek dinilai cocok dengan pemain Indonesia yang terkenal cepat. 

"Kami fokus dua hal. Pertama, pengusaan bola. Jadi, pemain tak boleh kehilangan bola dengan cepat," kata Bima, saat ditemui di kawasan Karawaci beberapa waktu lalu.

"Materi ini dimatangkan lewat small side game. Lapangan diperkecil. Harapan Milla, jika ada bola di depan, empat pemain belakang mengatur jarak antara lini tengah dan depan tak terlalu jauh," imbuhnya.

Sayang Garuda Muda gagal menerapkan hal tersebut di laga kontra Myanmar. Dua hal yang menjadi fokus Luis Milla, permainan cepat dan penguasaan bola jarang terlihat, terutama di 45 menit babak kedua. 

Terbukti dari statistik pertandingan kedua tim, di mana tim tamu berhasil menguasai bola sebanyak 57% sedangkan Timnas Indonesia U-22 menguasai 43%. 

"Myanmar menekan kami sejak di tengah. Mereka merapatkan barisan. Sangat berbahaya jika kami memainkan umpan-umpan pendek. Mereka bisa melepaskan serangan balik cepat," terang pelatih 51 tahun tersebut.

Selanjutnya... masih ada waktu


Masih Ada Waktu Jelang Sea Games 2017 

Luis Milla memang mencoreng laga debutnya, namun target utama untuk sang pelatih tetap menjadi fokus utama. Targetnya berat, yaitu merebut medali emas di SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. 

Setidaknya Luis Milla masih memiliki waktu hingga tiga bulan ke depan untuk mempersiapkan pemain terbaik. Seperti yang diketahui, Timnas U-22 akan berlaga di Sea Games 2017 yang dihelat pada pertengahan Agustus 2017 mendatang.

"Kami masih memiliki waktu, saya optimistis Luis Milla bisa membuat tim ini menjadi baik. Setidaknya skema permainan Luis terlihat di babak pertama. Saya melihat pemain bisa menerapkan skema Luis Milla dengan bermain umpan pendek cepat dan jarak antar pemain juga rapat," kata Supriyono. 

"Namun saya tidak melihatnya di babak kedua. Dapat disimpulkan ini hanya soal pemain, bagaimana pemain-pemain ini bisa menerapkan atau tidak. Persiapan juga diperlukan, kami masih punya waktu," lanjut dia.  

Beberapa hal dikabarkan akan menjadi agenda Luis Milla untuk skuatnya jelang SEA Games 2017. Seperti pemusatan latihan di Spanyol dalam waktu dekat. Empat kota jadi tujuan utama Timnas U-22, seperti Madrid, Valencia, Murcia dan Mallorca. 

"Kota-kota ini cukup dikenal di dunia sebagai tempat sepakbola. Selain itu, di sana fasilitasnya sangat baik. Mulai dari lapangan yang bagus, sampai dengan fasilitas lainnya," kata Milla saat ditemui di kawasan Karawaci, Selasa 28 Februari 2017.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya