Jatuh Bangun Timnas Indonesia Bersama Luis Milla

Pelatih Timnas Indonesia U-23 dan Timnas senior, Luis Milla Aspas
Sumber :
  • Twitter/@Luismillacoach

VIVA – 10 bulan sudah Luis Milla Aspas menjadi nahkoda Timnas Indonesia U-23 dan Timnas Indonesia senior. Di bawah kepemimpinan pria berusia 51 tahun, Tim Garuda Muda dan Tim Garuda, diklaim banyak mengalami banyak peningkatan. Namun hingga saat ini, Mila belum mempersembahkan satu gelar pun buat Indonesia.

Momen Tegang dan Panik Saat Bus Pawai Timnas U-22 Masuk Terowongan Semanggi

Milla didapuk PSSI untuk menjadi juru taktik Timnas U-13 dan senior, sejak Januari 2017. Milla mengisi pos yang sebelumnya dipegang oleh Alfred Riedl (senior) dan Aji Santoso (U-23). 

Bersama Timnas U-23, Milla baru mampu mengantar Saddil Ramdani cs meraih medali perunggu di ajang SEA Games 2017 Kuala Lumpur. Sementara bersama Timnas senior, Milla belum berkontribusi soal gelar, lantaran belum ada ajang resmi yang diikuti Timnas senior.

5 Fakta Marselino Ferdinan, Pemain Timnas yang Lagi Viral

Namun, Timnas senior di bawah komando Milla masih belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Terbukti, dalam lima laga Timnas senior baru menang dua kali. Dua laga lainnya berakhir imbang, dan satu laga menelan kekalahan.

Milla membawa Timnas senior memetik kemenangan 2-0 dalam laga perdananya. Kemudian, hanya mampu bermain imbang 0-0 dengan Puerto Rico, kembali imbang 0-0 kontra Fiji. Setelah itu, Timnas senior dikalahkan Timnas Suriah U-23 0-1. Lalu Timnas senior kembali menang dalam laga uji coba kontra Guyana.

5 Fakta Iwan Bule Trending di Twitter Karena Unggahan Situs PSSI

Dari sejumlah hasil tersebut, jadi bukti jika eks bintang Barcelona, Real Madrid, dan Valencia, masih belum tune-in bersama Timnas senior.

Dalih Milla Usai Kekalahan dari Negara Konflik

Yang paling menjadi sorotan adalah saat Timnas senior dipermalukan Suriah U-23 dalam laga uji coba di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kabupaten Bekasi, 18 November 2017 lalu.

Dalam laga tersebut, Timnas senior tampil buruk. Memang, Boaz Solossa cs mampu beberapa kali membuat peluang. Sayangnya, sejumlah peluang gagal dimaksimalkan dengan sempurna. Sebaliknya, Suriah U-23 mampu mencetak gol tunggal di menit 84, lewat aksi Mouhamed Anez.

Kekalahan atas Suriah U-23 membuat Milla jadi sorotan. Sebab, Milla kerap gagal membawa Timnas senior tampil maksimal. Namun menurutnya, Suriah adalah lawan yang kualitasnya berada di atas Indonesia. Milla mengatakan, bisa saja timnya menang andai menghadapi lawan yang kualitasnya berada di bawah Indonesia.

Hal ini dimaksudkan Milla agar Indonesia bisa lebih siap untuk menghadapi lawan yang lebih tangguh, di ajang Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, yang memang jadi target utama Milla. Sebab, Timnas senior memang diisi oleh para pemain Timnas U-23, yang akan bermain di Asian Games 2018.

"Segala sesuatunya butuh proses dan ini semua adalah perjalanan yang harus dilalui. Kita bisa saja pilih lawan yang lebih mudah dan menang besar. Tapi, apa yang bisa kita pelajari?" ujar Milla kepada wartawan.

"Jujur, sebagai pelatih saya lebih suka bermain dengan lawan yang lebih berat dan kalah karena saya bisa menemukan kekurangan tim saya dan mencari solusinya. Apalagi, di Asian Games (2018) kita akan bertemu lawan seperti Suriah," lanjutnya.

Kalahkan 'Tim Raksasa'

Kemenangan kembali dipetik Timnas senior dalam laga uji coba kontra Guyana. Dua gol bomber naturalisasi, Ilija Spasojevic, mengantar Tim Garuda menang 2-1 dalam laga yang digelar di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Sabtu 25 November 2017.

Sebelum laga, Milla memang memasang sebuah misi. Ia ingin anak asuhnya bisa bermain lebih kompetitif, melawan tim yang punya keunggulan.

Sebab, meski Guyana berada 10 tingkat di bawah Indonesia dalam peringkat FIFA, armada The Gold Jaguars memiliki pemain yang memiliki keunggulan fisik dalam hal postur tubuh.

Kembali, Milla ingin timnya siap untuk menghadapi lawan-lawan yang memiliki keunggulan fisik di ajang Asian Games 2018 mendatang.

"Kenapa Guyana? Karena kami ingin coba mencari lawan yang satu level dengan kita, lawan yang bisa menuntut performa tinggi di lapangan. Kita bisa lihat dua pertandingan sebelumnya melawan Suriah tensi pertandingannya sangat tinggi di lapangan," ujar Milla melanjutkan.

"Guyana adalah tim yang unggul dalam hal fisik, dominan dalam bola-bola udara. Dari situ kamu ingin mencari solusi untuk menghadapi lawan seperti itu," ucapnya.

Selanjutnya, Milla akan mendampingi Timnas senior di ajang Aceh World Solidarity Cup 2017, mulai 2-6 Desember 2017 di Stadion Lhong Raya, Banda Aceh, Aceh. Timnas senior akan berhadapan dengan tiga tim lainnya, Mongolia, Brunei Darussalam, dan Kirgistan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya