Bonek Diminta Demo dengan Cara Elegan

Suporter Persebaya, Bonek.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Januar Adi Sagita.

VIVA.co.id – Suporter Persebaya 1927 kecewa berat setelah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak membahas nasib tim kesayangan mereka di arena kongres. Mereka protes massal di Surabaya dan berujung bentrok dengan aparat pada Kamis malam, 10 November 2016. Puluhan bonek (sebutan suporter Persebaya) diamankan polisi.

Gus Ipul Sarankan PKB Sowan ke Rais Aam dan Ketum PBNU: Minta Nasihat Gitu

Foto-foto bentrok itu menyebar di media sosial, terutama warga Surabaya. Pejabat pemerintah pun ikut angkat bicara soal kejadian tersebut. Tak terkecuali Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul. Dia tak mempersoalkan demonstrasi Bonek digelar asal dilakukan secara damai.

"Bonek saudara kita juga, teman kita, masa depan kita. Mereka masih muda-muda. Mari lakukan perjuangan yang belum selesai dengan cara yang baik. Benar itu penting, tapi baik juga bener," kata Gus Ipul di kampus Universitas Airlangga Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat sore, 11 November 2016.

Gus Ipul Sindir PKB Belum Beri Selamat ke Prabowo-Gibran: Apresiasi Pilihan Rakyat Itu Penting

Gus Ipul lalu menjelaskan hal yang melekat ke setiap tindakan individu maupun kelompok. "Pertama, benar dan salah. Kedua, baik dan buruk. Yang ketiga, indah dan menjengkelkan. Kalau bisa, sampaikan aspirasi yang benar, dengan cara yang baik, dan enak ditonton," ucapnya.

Seperti diberitakan, ribuan bonek menggelar demonstrasi di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya pada Kamis malam, 10 November 2016. Mereka memprotes keputusan Kongres PSSI di Jakarta yang menunda pembahasan Persebaya 1927 soal kepastian ikut bertanding di kejuaran resmi sepak bola Indonesia.

Gus Ipul Bicara soal Pergantian Cak Imin dari Ketua Umum PKB: Harus Regerenasi

Kericuhan terjadi pada saat massa Bonek bergeser ke Jalan Darmo Surabaya. Mereka bentrok dengan aparat Kepolisian yang berjaga. Bahkan, empat jurnalis menjadi korban bentrok saat meliput. Beberapa oknum polisi meminta jurnalis untuk menghapus gambar bentrok itu.

Pasca kejadian itu, Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya menggelar konferensi pers. Kepolisian meminta maaf kepada empat jurnalis yang jadi korban tindakan oknum polisi itu.

"Kami secara terbuka meminta maaf atas kejadian Kamis malam. Kami akan segera melakukan evaluasi dan koreksi ke dalam," kata Wakil Kepala Polrestabes Surabaya, AKBP Denny Setia Nugraha Nasution, pada Jumat, 11 November 2016.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya