Pembatasan Pemain Usia 35 Tahun, PSSI Diajak Negosiasi

Pemain senior di Persija Jakarta, Bambang Pamungkas dan Ismed Sofyan (kiri).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA.co.id – Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) memunculkan wacana baru untuk dijadikan regulasi dalam kompetisi Liga Super Indonesia (ISL) 2017. Salah satunya ialah pembatasan menggunakan maksimal dua pemain yang usianya di atas 35 tahun.

PSDS Digasak PSPS, Pelatih Zefrizal: Belum Kiamat, Ada 3 Pertandingan Lagi

Wacana yang muncul dalam Kongres Tahunan PSSI di Hotel Aryaduta, Bandung, Minggu 8 Januari 2017 itu tak serta-merta diamini oleh para pemain. Mereka masih berupaya mengajak otoritas tertinggi sepakbola di Tanah Air itu untuk bernegosiasi.

(Baca juga: Regulasi Penting Liga Indonesia yang Disepakati PSSI)

Stefano Lilipaly Perpanjang Kontrak di Borneo FC

"Kami sekarang dengan APPI (Asosiasi Pemain Profesional Indonesia) sedang negosiasi bisa tidak aturan itu dipikirkan lagi, karena sekarang kan banyak juga pemain yang sudah di atas 35 tahun," tutur bek Persija, Ismed Sofyan kepada VIVA.co.id, semalam.

Bukan tanpa alasan, para pemain bersama APPI melakukan upaya negosiasi. Karena, wacana pembatasan pemain usia 35 tahun ke atas dilakukan PSSI tanpa melihat status. Pemain lokal dan asing mereka sama ratakan dalam peraturan tersebut.

Persib Mulai Panaskan Mesin

Bagi pemain lokal yang sudah malang-melintang di kancah persepakbolaan nasional, tentu saja aturan ini merugikan. Mereka bisa saja dipaksa pensiun sebelum waktunya karena nantinya klub lebih mementingkan pemain asing.

Ismed dan rekannya di Persija, Bambang Pamungkas bisa menjadi salah satu contoh kerugian yang bisa diterima klub dan suporter dari aspek lain. Dari sisi ikon, keduanya sudah seperti idola tak tergantikan bagi para suporter klub berjuluk Macan Kemayoran, Jakmania.

(Baca juga: Gaya Tegas Edy Rahmayadi Jadi Kunci Ketertiban Kongres PSSI)

"Kita lihat saja nanti bagaimana hasilnya. Mudah-mudahan saja diskusi yang dilakukan nanti berjalan dengan lancar, soalnya ini kan bisa berdampak ke klub juga," imbuh pria asal Aceh tersebut.

Dan kehilangan ikon tim, secara tidak langsung bakal menggerogoti sisi finansial. Sosok pemain senior biasanya menjadi magnet tersendiri bagi pihak sponsor untuk memberi dukungan materi kepada klub-klub di Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya