Soal Regulasi Kompetisi, PSSI Berkaca pada Liga Jepang

Plt Ketua Umum PSSI, Djoko Driyono.
Sumber :

VIVA.co.id – Bola panas soal penerapan regulasi baru di Liga 1 masih terus bergulir. Hingga saat ini, PSSI memang masih belum menerima respons dari FIFA terkait penerapan regulasi tersebut.

PSDS Digasak PSPS, Pelatih Zefrizal: Belum Kiamat, Ada 3 Pertandingan Lagi

Pembatasan usia pemain, penggunaan marquee player, penggunaan pemain U-23, hingga penambahan jumlah pergantian pemain dalam satu pertandingan, adalah beberapa regulasi anyar yang akan diterapkan di Liga 1 nanti.

Terkait hal ini, Wakil Ketua Umum (Waketum) PSSI, Joko Driyono, angkat bicara. Menurutnya, penerapan regulasi baru ini seharusnya dimengerti untuk memajukan sepakbola Indonesia. Selain itu, regulasi ini adalah bagian dari proses mengejar ketinggalan dari negara lain.

Stefano Lilipaly Perpanjang Kontrak di Borneo FC

Joko memang enggan berandai apakah regulasi ini bisa diterima oleh FIFA. Sebab, regulasi ini jelas tidak sama dengan standardisasi peraturan kompetisi yang diterapkan FIFA. Namun, Joko melihat ada beberapa kesuksesan yang pernah diraih oleh beberapa negara soal pembaruan regulasi kompetisi.

Jepang misalnya. Federasi Sepakbola Jepang (JAF) pernah menerapkan regulasi kompetisi tanpa hasil imbang di awal 2000-an. Sementara itu, Konfederasi Sepakbola Amerika Selan (CONMEBOL), juga pernah menerapkan regulasi pergantian empat pemain dalam satu pertandingan.

Persib Mulai Panaskan Mesin

Beberapa contoh tersebut dinilai Joko bisa mendapat dukungan dari publik negara tersebut. Sehingga, JAF dan CONMEBOL bisa terus memajukan perkembangan sepakbolanya.

"Kita belum tahu apakah dampak dari regulasi ini ke depan. Tapi yang perlu diketahui adalah latar belakangnya dulu. Saya rasa, FIFA akan menanggapi dan mempertimbangkan serius soal ini. Karena, hal ini harus dipandang bahwa Indonesia punya cara sendiri untuk mengejar ketinggalan dan memajukan sepakbolanya sendiri," kata Joko saat dihubungi VIVA.co.id, Rabu, 5 April 2017.

"Saat Jepang dulu menerapkan regulasi kompetisi tanpa hasil seri, saat CONMEBOL menerapkan pergantian empat pemain di Copa America. Mereka mendapat dukungan dari publik, karena hal itu adalah terobosan yang sifatnya progres," ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya