- Action Images via Reuters / Craig Brough
VIVA.co.id – Setiap manajer sepakbola, tentu memiliki gaya atau filosofi sepakbola yang dianutnya masing-masing untuk meraih tujuan. Dan, manajer Manchester City, Pep Guardiola, kerap dijadikan model ideal banyak manajer untuk contoh.
Pep, dikenal sebagai pelopor gaya permainan indah tiki-taka saat menangani Barcelona. Tiki-taka sendiri mengusung permainan cepat, minim penguasaan bola terlalu lama setiap pemain, umpan pendek cepat dan aliran bola yang menusuk langsung ke jantung pertahanan lawan.
Pakem sepakbola itu sukses diterapkan Pep di Barcelona dan membawa klub asal tanah kelahirannya tersebut menyabet berbagai gelar prestisius. Gelar La Liga, Liga Champions, UEFA Super Cup hingga Piala Dunia Antarklub menjadi buah manis yang diraih Pep.
Namun, dengan gaya sepakbola yang dianut. Pep yakin tak ada seorang manajer mana pun yang bisa menduplikasi gayanya.
"Yang saya bisa katakan kepada mereka yang meniru gaya saya untuk menang adalah sebuah kesalahan besar. Beberapa pelatih mengundang saya dalam sesi latihan karena mereka memiliki masalah yang berbeda," kata Guardiola kepada The Sun.
"Saya hanya bisa berkata 'Jadilah diri sendiri'. Jika Anda menyukai gaya permainan saya, itu tidak masalah. Tapi ingat, ini buka seperti komputer di mana Anda bisa copy paste. Prinsip sepakbola saya tidak akan berubah, karena saya meyakini hal tersebut. Ketika saya kalah, apakah saya akan mengubah paham sepakbola saya? Tidak. Itu mustahil," ujarnya.
Kini, ManCity menjadi klub yang "dibentuk" dengan gaya ala Guardiola. Dan hasilnya, musim ini ManCity belum terkalahkan di semua ajang. Ada pun hasil terburuknya adalah kala mereka ditahan imbang oleh klub asal Skotlandia, Glasgow Celtic, di Liga Champions.
Di Premier League, klub tetangga Manchester United ini masih kokoh di puncak klasemen dengan poin sempurna dari enam laga. Nanti malam, skuat Guardiola akan bertandang ke markas Tottenham Hotspur dalam lanjutan Premier League, pukul 20.15 WIB.
