Boateng: Saya Diperlakukan Seperti Binatang

Gelandang AC Milan, Kevin Prince Boateng.
Sumber :
  • REUTERS/Alessandro Garofalo
VIVAbola -
Gelandang Madrid Jadi Target Utama Proyek Irit Milan
Gelandang AC Milan, Kevin-Prince Boateng berbicara dalam persidangan terkait kasus rasisme yang dialaminya saat Rossoneri Pro Patria, 3 Januari 2013 lalu. Boateng mengaku dirinya diperlakukan seperti binatang oleh fans klub peserta Lega Pro Divisi Dua itu.

Dua Gol Oscar ke Gawang Milan Bikin Conte Tersenyum

Akibat perlakuan tidak pantas dari fans Pro Patria itu, Boateng dengan spontan memungut bola dan menendangnya ke arah tribun fans Pro Patria. Boateng juga enggan melanjutkan pertandingan yang diikuti dengan aksi boikot para pemain Milan.
Eks Striker Milan dan Juve Berlabuh di Tim Promosi Serie A


Tak hanya itu, Boateng juga bertemu dengan presiden FIFA Sepp Blatter di Zurich setelah otoritas tertinggi sepakbola dunia itu tak memberikan sanksi terkait kasus rasis yang dialaminya itu. Dilansir Gazzetta dello Sport, Boateng mengatakan kepada hakim Toni Adet Novik di pengadilan Busto Arsizio perihal perlakuan yang diterimanya dari fans Pro Patria.


"Setiap saya membawa bola saya mendengar teriakan yang diarahkan langsung untuk saya. Semacam teriakan 'buh buh' dimana itu berarti mereka menganggap Anda sebagai seekor binatang," kata Boateng. "Saya rasa mereka ingin menghina saya karena kulit saya tidak putih. Hal ini juga terjadi di Jerman dan bagi saya itu jelas rasisme," lanjutnya.


Aksi boikot Boateng ini juga mendapat dukungan dari pelatih Milan, Massimiliano Allegri dan kapten Milan saat itu, Daniele Bonera. "Dia sangat terkejut dan sedih. Dia tidak bahagia setelah kejadian itu," kata Allegri. "Ini insiden serius yang seharusnya tidak terjadi dan keputusan menghentikan pertandingan tentu sangat tepat," lanjut Allegri.


Menurut Bonera, tak hanya Boateng yang menjadi sasaran fans Pro Patria saat itu. Pemain-pemain macam Sulley Muntari, M'Baye Niang dan Urby Emanuelson juga jadi bahan ejekan. "Dia (Bonera) dihina setiap menyentuh bola dan para pemain lain juga tak senang," kata Bonera.


"Teriakan itu mengingatkan saya pada suara monyet dan saya rasa dia (Boateng) cukup pintar untuk mengetahui perbedaan antara teriakan rasis dan gangguan biasa," ujar Bonera.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya