Wawancara Zokora: Terpesona Kharisma Boaz Solossa

Gelandang Semen Padang, Didier Zokora (tengah)
Sumber :
  • Liga-Indonesia.id

VIVA.co.id – Eks pemain Tottenham Hotspur, Didier Zokora, menjadi salah satu bagian dari Liga 1 musim ini. Zokora meramaikan pentas sepakbola nasional dengan bergabung ke Semen Padang.

Semen Padang FC Didenda Rp100 Juta dan 3 Laga Tanpa Penonton

Berperawakan sangar, ternyata Zokora merupakan sosok humoris. Itu terlihat saat VIVA.co.id berbincang dengannya.

Zokora bercerita banyak tentang karier, kehidupan, hingga alasan utama mengapa ingin ke Indonesia. Sosok Michael Essien ternyata menjadi penyebab utama pemain 36 tahun tersebut mendarat ke Indonesia. Gabungnya Essien ke Persib, membuat Zokora penasaran akan ingar bingar Liga 1.

PSBS Biak Buka Suara Terkait Kerusuhan Suporter di Kandang Semen Padang

"Saat Essien datang ke Indonesia, saya langsung berpikir 'Wow! Indonesia, pasti menarik. Seperti India Super League atau Major League Soccer. Hingga akhirnya saya gabung Semen Padang," kata Zokora.

Berikut ini petikan wawancara VIVA.co.id dengan Zokora:

Liga 1 Musim Depan Berisi Wakil Seluruh Pulau

Anda betah di Indonesia?

Saya betah sekali. Orang-orangnya, makanannya, dan udaranya, membuat saya nyaman.

Di sini, saya berjalan, lalu ada orang lain yang tak dikenal. Tapi, dia sapa saya, "Hai Zokora". Ramah sekali.

Soal makanan, Anda pastinya sudah lekat dengan masakan Padang. Apa yang paling Anda suka?

Makanan di sini (Padang) enak-enak. Saya tak kesulitan beradaptasi dengan makanan di Padang atau Indonesia.

Nasi, bumbu, daging, hingga olahan ikannya, sama dengan di Afrika. Penuh dengan rempah dan terasa pedas.

Saya suka makanan di Indonesia. Enak dan lekat dengan lidah saya.

Jenis makanan Padang apa yang Anda sukai?

Emmmm, saya tahu bentuknya. Itu macam ikan dan daging, bumbunya pedas dan kaya rempah. Tapi, saya lupa namanya.

Jujur saja, apa yang Anda cari dengan main di Indonesia?

Seperti yang sudah saya katakan, kedatangan Essien ke Persib membuat saya tertarik dengan Indonesia. Lalu, ada Peter Odemwingie yang gabung ke Madura United, saya semakin penasaran.

Belakangan, India Super League dan Major League Soccer berani membeli bintang-bintang dunia. Disusul dengan China, kini ada Indonesia. Saya semakin penasaran, bagaimana sebenarnya atmosfer sepakbola di Indonesia.

Sebelum pensiun, saya ingin merasakan bermain di negara yang benar-benar baru. Kesempatan gabung main di Indonesia datang saat Semen Padang menyodorkan proposal ke saya. Tak usah bicara banyak, saya langsung terima.

Tak usah malu, karena saya sudah main di Premier League bersama tim sebesar Spurs. Justru, saya datang ke sini agar bisa berbagi pengalaman dengan pemain-pemain di Indonesia.

Setelah Anda ke Indonesia, apa yang didapat?

Fans di sini luar biasa. Semangat mereka dalam mendukung tim kesayangan harus diakui.

Memang benar, fans di sini militan, loyal, dan begitu setia. Saya benar-benar terpukau.

Selanjutnya... Boaz dan Bahasa Indonesia


Anda sudah bermain menghadapi beberapa pemain papan atas Indonesia. Sejauh ini, siapa pemain Indonesia yang Anda kagumi?

Boaz Solossa. Kharismanya di atas lapangan sangat terasa.

Dia striker berkualitas. Ketika saya tampil membela Semen Padang di pertandingan melawan Persipura, ada kesempatan menghadapinya.

Kesimpulannya, Boaz striker berkualitas. Dia cerdik dalam mencari ruang, cepat, bertenaga, dan punya insting pembunuh yang tinggi.

Betah di Indonesia, mau pensiun di sini?

Siapa yang tahu. Saya membuka peluang untuk pensiun di Indonesia.

Setelahnya, saya ingin mengabdi di akademi. Saya punya utang besar kepada akademi sepakbola saya. Berkat mereka, saya menjadi seperti sekarang.

Usai pensiun, saya tak mau lepas dari sepakbola. Jadi pelatih akademi, pilihan yang tepat juga.

Anda sudah pernah dilatih oleh banyak arsitek kelas dunia, sekarang dengan Nilmaizar. Apa pendapat Anda terhadapnya?

Pelatih yang punya wawasan luas. Saya tahu dia pernah belajar di Jerman.

Terbuka dan dekat dengan pemainnya. Saya nyaman bekerja dengannya.

Mau belajar Bahasa Indonesia?

Sudah kok, saya telah mempelajari Bahasa Indonesia. Beberapa kata awalnya sempat bikin saya bingung. Seperti orang bilang begini, "Aduh saya lapar, mau cari makanan." Saya bingung bicara apa mereka.

Ternyata itu sama dengan "I'm hungry". Beberapa kata juga sudah lekat di telinga saya, satu adalah one, dua itu two, emmmm masih banyak lagi. Saya tertarik belajar Bahasa Indonesia. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya