- VIVAnews/Irvan Beka
VIVAnews - Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Iman Arif berharap adanya evaluasi yang fair yang dilakukan PSSI terhadap pelatih Alfred Riedl. Iman menilai, saat yang tepat untuk mengevaluasi pelatih asal Austria ini adalah setelah Piala AFF.
"Belum saatnya PSSI melakukan evaluasi. Jadi menurut saya salah jika melakukan evaluasi Riedl saat ini, lebih fair jika dilakukan setelah Piala AFF. Dari situ bisa terlihat prestasinya," kata Iman menanggapi evaluasi yang dilakukan PSSI terhadap Riedl, Senin.
Iman juga yakin, Riedl mampu membawa timnas di Piala AFF menghadapi lawan-lawannya. Asalkan, tidak tidak ganggu dengan campur tangan banyak pihak.
"Riedl tidak takut menghadapi tim mana pun. Mengenai peluang di Piala AFF Riedl pun santai. Dia optimistis menang melawan siapa pun asal tidak diganggu," jelas Iman.
Meski begitu, menurutnya, Riedl terbiasa dengan tekanan. Apalagi, Riedl berpengalaman melatih di Laos dan Vietnam yang merupakan negara komunis. Sehingga Posisi Riedl dalam tekanan setelah sempat bersitegang dengan Manajer Timnas Andi Darussalam Tabusalla, disikapinya dengan profesional.
"Dia santai dan profesional, juga biasa dengan tekanan. Dia justru bingung dengan kondisi di sini yang semua pihak ingin terlibat," jelas Iman.
Bahkan, Riedl siap menghadapi kemungkinan terburuk yakni diberhentikan jika dianggap tidak memuaskan, "Namun PSSI harus membayar sisa gajinya sesuai perjanjian di kontrak awal."
Seperti diketahui, PSSI sudah mengevaluasi pelatih timnas, Alfred Riedl, Senin 25 Oktober 2010. Evaluasi juga berkaitan dengan persiapan timnas senior untuk tampil pada Piala AFF 2010.
Menurut Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, ada beberapa kelemahan yang masih menonjol dari permainan timnas saat ini. Salah satunya adalah stamina pemain yang jauh dari ideal.
Lupakan Kekalahan dari Qatar, Timnas Indonesia U-23 Harus Fokus Benamkan Australia
Timnas Indonesia U-23 diminta melupakan kekalahan saat melawan Timnas Qatar U-23. Garuda Muda takluk 0-2 dari tuan rumah di Jassim Bin Hamad Stadium, Senin 16 April 2024.
